Karena Idap COVID-19, Suami Tega Lempar Istri dari Lantai 5
- pixabay
VIVA – Wabah virus corona atau COVID-19 bukan cuma membuat resah masyarakat dunia. Wabah virus ini, juga membuat sejumlah orang melakukan hal nekat.
Seperti yang dilakukan seorang lelaki Mesir pada istrinya. Dia melemparkan istrinya dari apartemen lantai lima karena sang istri terinfeksi virus corona.
Beruntung, nyawa wanita yang berusia 25 tahun selamat meski terjatuh ke bawah dari atas lantai lima. Melihat peristiwa tersebut, para tetangga membawanya ke rumah sakit. Sang istri harus menjalani operasi karena mengalami cedera tulang belakang.
Dikutip laman Arab News, atas kejadian ini sang suami yang melempar istrinya dari lantai lima ini langsung ditahan di penjara sambil menunggu penyelidikan polisi.
Saat diperiksa polisi, pria sadis itu mengatakan kepada petugas bahwa dia dan istrinya terus-menerus berdebat, dan memutuskan untuk berpisah. Ketegangan menjadi semakin buruk ketika dia tahu sang istri mengidap COVID-19.
"Saya takut terinfeksi," katanya kepada polisi.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jumat 26 Juni 2020, Wilayah Jabodetabek Cerah Berawan
Tiga Kali Tes
Tiga test sudah dilakukan. Semuanya memastikan sang istri terinfeksi COVID-19. "Jadi saya memintanya untuk meninggalkan rumah. Tetapi ketika dia menolak, saya mendorongnya."
Saat ini, pihak kepolisian tengah menunggu proses pemulihan sang istri untuk melanjutkan proses penuntutan kepada suami sadis ini.
Konsultan ahli bedah ortopedi di Rumah Sakit Universitas Ain Shams di Kairo, Aly Mazyad mengatakan pihak rumah sakit telah melakukan operasi di ruang khusus di departemen karantina karena wanita itu terinfeksi virus corona.
"Infeksinya stabil tetapi dia tetap dalam kondisi kritis dan bisa butuh berbulan-bulan untuk sepenuhnya pulih," katanya.
Insiden ini menjadi bukti bahwa terjadi peningkatan kekerasan dalam rumah tangga selama masa karantina untuk mencegah coronavirus. Tidak hanya di Mesir tetapi di seluruh dunia.
"Tidak boleh ada kegiatan di jalan, tidak boleh pergi ke taman umum atau pusat hiburan. Dan banyak keluarga harus tinggal untuk waktu yang lama bersama di tempat yang sama," kata psikiater Nermeen Geed.
Faktor-faktor lain yang menyebabkan ketegangan dalam rumah tangga adalah penutupan sekolah, kesepian, masalah keuangan, dan kebosanan. "Kita semua berada dalam satu kapal, melawan musuh yang tidak dikenal. Jadi kita semua harus sepakat tentang bagaimana hidup berdampingan dan menangani keadaan ini," kata Nermeen menanggapi kasus kekerasan dalam rumah tangga di tengah pandemi virus corona, COVID-19.