Ahli Tegaskan Gelombang Kedua COVID-19 Belum Terjadi

Virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Pembicaraan tentang gelombang kedua dari kasus virus corona di AS terus menjadi sorotan. Dalam jurnal The Wall Street yang dipublikasikan pada pekan lalu, Wakil Presiden AS, Mike Pence, menulis bahwa 'Tidak Ada Gelombang Kedua Virus Corona', yang menandakan bahwa negara tersebut telah memenangkan perang melawan COVID-19

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

Namun, banyak ahli kesehatan masyarakat mengatakan, tidak ada waktu untuk merayakannya. Sekitar 120.000 orang Amerika telah meninggal karena virus ini, bahkan menunjukkan peningkatan kasus mengkhawatirkan baru-baru ini yang dilaporkan di Amerika Selatan dan Barat. 

Tetapi setidaknya, ada satu titik kesepakatan bahwa gelombang kedua bukanlah istilah yang tepat untuk menggambarkan apa yang terjadi saat ini. 

Kunker ke Cina hingga AS, Prabowo Bawa Pulang Komitmen Investasi Rp294 Triliun

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik Terus, Jokowi: Saya Mengajak Masyarakat Disiplin

"Ketika Anda memiliki infeksi 20.000 lebih per hari, bagaimana Anda bisa berbicara tentang gelombang kedua? Kita berada di gelombang pertama. Mari kita keluar dari gelombang pertama sebelum kamu memiliki gelombang kedua," kata Dr. Anthony Fauci dari National Institutes of Health, dikutip Times of India, Rabu 24 Juni 2020. 

Tolak Surat Perintah ICC Tangkap PM Israel Netanyahu, AS: Tergesa-gesa, Meresahkan

Para ilmuwan sepakat, AS masih berada dalam gelombang pertama virus corona, meskipun ada penurunan kasus di beberapa negara bagian, dan kenaikan kasus di bagian lain. 

Dr Arnold Monto, seorang pakar flu dari Universitas Michigan, mengatakan, keadaan saat ini lebih tepat digambarkan sebagai transmisi lanjutan. 

"Saya sebut ini adalah transmisi lanjutan dengan flare-up," katanya.  

Musim flu terkadang menandakan gelombang kedua infeksi. Tetapi dalam kasus-kasus itu, gelombang kedua adalah lonjakan baru yang berbeda dalam kasus-kasus dari strain flu yang berbeda dari strain yang menyebabkan penyakit sebelumnya. Itu tidak terjadi dalam pandemi virus corona. 

"Gelombang kedua pada dasarnya hanya untuk mata yang melihatnya," kata dia. 

Beberapa ahli mengkhawatirkan gelombang besar virus corona akan terjadi pada musim gugur atau dingin, saat sekolah mulai dibuka kembali, dan cuaca berubah menjadi lebih dingin dan lebih sedikit lembap, yang menyebabkan banyak orang menjadi berkerumun di dalam ruangan. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Menko Airlangga: Indonesia Siap Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat

Senior Vice President (Policy) US-ABC Marc Mealy, menyampaikan keyakinan kerja sama ekonomi Amerika Serikat dan Indonesia akan semakin berkembang pada masa mendatang.

img_title
VIVA.co.id
24 November 2024