Prediksi Ahli, 'Harimau' Corona Kini Sudah di Tahap 'Kucing Liar'
VIVA – Virus Corona COVID-19 kini digambarkan sebagai kucing liar setelah sebelumnya penyakit itu pernah menjadi harimau ganas. Hal tersebut disampaikan oleh kepala penyakit menular di Rumah Sakit Umum San Martino, Profesor Matteo Bassetti di Genoa, Italia.
Bassetti meyakini virus itu telah berubah dan pasien lebih banyak yang selamat dari infeksi virus yang akan membunuh mereka sebelumnya. Ia meyakini jika virus itu benar melemah, COVID-19 bisa menghilang tanpa vaksin karena menjadi sangat lemah dan akan mati dengan sendirinya.
Bassetti memang telah menyampaikan hal ini berulang kali pada beberapa bulan terakhir bahwa pasien COVID-19 tampaknya jauh lebih baik daripada mereka pada awal pandemi di Italia. Ia menganggap hal ini bisa terjadi karena mutasi genetik pada virus sehingga membuatnya kurang mematikan, karena perawatan yang lebih baik atau karena orang tidak terinfeksi dengan dosis besar karena jarak sosial.
“Itu seperti harimau yang ganas pada bulan Maret dan April tapi sekarang seperti kucing liar. Bahkan pasien lanjut usia, berusia 80 atau 90 tahun sekarang duduk di atas tempat tidur dan mereka bernapas tanpa bantuan. Pasien yang sama akan meninggal dalam dua atau tiga hari sebelumnya," kata Bassetti dikutip dari Daily Mail, Senin, 22 Juni 2020.
Tapi ilmuwan lain tidak membenarkan gagasan itu, mereka merasa tidak ada bukti yang mendukung klaim Profesor Bassetti. Dr Gideon Meyerowitz-Katz, dari University of Wollongong di Australia, mengatakan kepada bahwa gagasan virus itu telah menghilang tampak meragukan. Hal itu juga disampaikan oleh Dr Angela Rasmussen, dari Universitas Columbia.
"Tidak ada bukti bahwa virus kehilangan potensi di mana pun," kata Dr Angela.
Dr Oscar MacLean dari University of Glasgow juga menyampaikan jika klaim dari Prof Bassetti tidak didukung oleh hal ilmiah apapun. Bahkan ia menganggap hal itu tidak masuk akal.
"Sebagian besar mutasi SARS-CoV-2 sangat jarang dan sementara beberapa infeksi mungkin dilemahkan oleh mutasi tertentu. Mereka sangat tidak mungkin cukup umum untuk mengubah sifat virus pada tingkat nasional atau global. Membuat klaim ini berdasarkan observasi anekdotal dari tes swab berbahaya. Walaupun pelemahan virus melalui mutasi secara teori dimungkinkan, itu bukan sesuatu yang harus kita harapkan, dan setiap klaim seperti ini perlu diverifikasi dengan cara yang lebih sistematis," kata Dr MacLean.
Baca juga: John Kei dan Gerombolannya Ditetapkan Tersangka