Apakah Benar RI Diuntungkan dari Perdagangan Bebas dengan Australia
- abc
Yohannes Nangoi, ketua umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) telah mendengar jika mobil listrik sudah menjadi bagian yang disebutkan dalam IA-CEPA.
Yohannes Nangoi, ketua umum GAIKINDO mengatakan perusahaan mobil di Indonesia siap memenuhi permintaan sesuai standar Australia.
Koleksi pribadi
Tapi kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia, Yohannes mengatakan karena pabrik mobil listrik di dalam negeri belum pernah memproduksinya sama sekali, ia tidak tahu kapan skenario ini akan terealisasi.
"Tantangannya masih banyak. Ini mobil masa depan iya, tapi tidak bisa yang langsung dipaksakan sekarang orang beralih ke electric car itu belum. Jadi Indonesia kalau ditanya apakah kita sudah siap jawabannya belum."
Ia menambahkan negara-negara penghasil mobil, termasuk Indonesia, kini masih fokus memproduksi "combustion engine" atau kendaraan tradisional yang menggunakan bahan bakar fosil.
"Terus terang, sekarang masih belum ada satu negarapun … yang penghasil mobil, yang sudah 100?ngan mobil listrik," kata Yohannes.
External Link: Twitter Jokowi
Menurutnya, beberapa negara penghasil mobil terbesar, seperti China dan Jepang, hanya mampu memproduksi 25 hingga 30 juta unit mobil listrik per tahunnya, yakni sebesar tiga hingga empat persen kapasitas produksi mereka.
Namun, Yohannes mengatakan IA-CEPA menjadi "gerbang yang sudah dibuka" dan meyakini kapasitas Indonesia untuk mengekspor produk mobil lainnya ke Australia.
Ia pun mengatakan percaya diri jika produk kendaraan buatan dalam negeri dapat melalui proses standarisasi Australia yang relatif ketat.