Buntut Protes Kematian George Flyod: LV, Gucci dan Brand Mewah Dijarah

Ilustrasi massa protes atas kematian George Floyd, Louis Vuitton dijarah
Sumber :
  • Twitter @ShivAroor

VIVA – Protes keras terus digulirkan oleh massa di Amerika Serikat atas kematian pria kulit berwarna George Floyd di tangan polisi. Demontrasi yang awalnya berjalan damai kini berubah menjadi sebuah kehancuran. Kerusakan terjadi di mana-mana, gedung terbakar, bahkan toko barang-barang mewah alias brand papan atas tidak luput dari jarahan demonstran. 

Polisi Minta Oknum Masyarakat Kembalikan Onderdil Usai Aksi Kericuhan Warga vs Truk di Tangerang

Di media sosial telah banyak tersebar bagaimana kerusakan yang terjadi akibat penjarahan itu. Video orang yang menjarah toko Louis Vuitton (LV), Gucci, Nike hingga Apple telah dibagikan secara online dan netizen. 

Demonstran terus mengincar toko-toko barang mewah yang dilihatnya. Mereka benar-benar mengosongkan toko. Di video terlihat jika mereka melarikan diri dengan membawa sejumlah baju dan barang lain yang ada di toko tersebut. 

Lisa BLACKPINK Jadi Brand Ambassador Louis Vuitton, Ternyata Sudah di-Spill di Lagu Rockstar

Seperti toko Apple ketika ada sekelompok demonstran yang bisa menghancurkan pintu toko saat itu juga seluruh demonstran masuk dan menjarah seluruh barang yang dilihatnya. 

Salah satu toko Nike yang berada di Chicago dihancurkan oleh demonstran. Orang-orang masuk melalui kaca yang telah hancur. Tidak lama kemudian orang-orang itu mulai keluar dengan tangan yang penuh dengan pakaian dan perlengkapan olahraga. 

Polisi Tangkap Perusak dan Penjarah Makam Tionghoa di Kubu Raya, Salah Satunya Residivis

Sementara itu oknum polisi bernama Derek Chauvin yang dalam video berlutut di leher Floyd telah ditangkap dan didakwa dengan kasus pembunuhan. Namun situasi justru berubah menjadi lebih buruk. Polisi mencoba untuk membubarkan massa dengan menggunakan peluru karet dan gas air mata. 

Sebelumnya diberitakan, Goerge Floyd akhirnya meninggal di rumah sakit pada Senin malam setelah Derek Chauvin, seorang perwira polisi kulit putih, berlutut di leher pria berusia 46 tahun itu selama beberapa menit ketika Floyd mengerang dan berteriak. 

"Aku tidak bisa bernapas," ucap Goerge Floyd sebelum meninggal dunia. 

Sebuah video dari insiden tersebut menunjukkan Floyd memohon kepada polisi dan akhirnya terlihat tidak bergerak ketika lutut petugas tetap menekan keras lehernya. 

Baca juga: Party 2 Hari di Spanyol Saat Lockdown, Pangeran Belgia Positif Corona

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya