Taktik Jerman Hadapi Pandemi COVID-19 yang Bisa Ditiru Indonesia
- pixabay
VIVA – Dalam konferensi pers yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Duta Besar RI untuk Jerman, Arief Havas Oegroseno, menjelaskan tentang langkah-langkah yang menurutnya bisa dicontoh Indonesia dari Pemerintah Jerman, sejak pertama kali mereka menemukan kasus COVID-19 di negaranya.
Arief memaparkan, kebijakan yang dilakukan Jerman di bidang ekonomi pada masa pandemi COVID-19 ini, menurutnya memang cukup masif guna menyelamatkan perekonomian nasional mereka.
"Misalnya seperti Jerman menyiapkan dana stabilisasi €600 miliar Euro, serta bantuan untuk UKM sebesar €165 miliar," kata Arief dalam telekonferensi, Sabtu 30 Mei 2020.
Selain itu, Arief juga menjelaskan bahwa sejumlah bank pun turut dilibatkan oleh pemerintah Jerman, guna memberikan modal kerja yang nantinya akan disalurkan ke beberapa sektor perekonomian.
Tujuannya tak lain adalah agar sektor-sektor ekonomi yang diberikan pinjaman berupa modal kerja itu, bisa berupaya untuk bertahan di tengah guncangan ekonomi sebagai bagian dari dampak pandemi COVID-19 tersebut.
Tak hanya itu, lanjut Arief, para perusahaan perintis atau yang lazimnya disebut sebagai perusahaan-perusahaan start-up, juga mendapat perhatian dari pemerintah Jerman.
Mereka diketahui juga mendapatkan bantuan pinjaman dari Pemerintah Jerman, dengan total mencapai €1 miliar dan masa pengembalian hingga mencapai rentang waktu 10 tahun.
"Beberapa bank di Jerman, atas kebijakan pemerintah, juga telah memberikan modal kerja sampai dengan €1 miliar, dengan jangka waktu pengembalian 10 tahun," kata Arief.
"Kemudian, utang untuk start-up juga diberikan sampai €1miliar, dengan waktu pengembalian 10 tahun," ujarnya.
Tidak ada yang meremehkan corona
Arief menjelaskan tentang lima langkah lainnya yang dilakukan Pemerintah Jerman, yakni pertama adalah bahwa kebijakan yang dilakukan dengan cepat oleh pemerintah Jerman sejak kasus pertama dideteksi, dimana pada saat itu juga tim krisis langsung dibentuk oleh mereka.
"Tidak ada sikap yang meremehkan terhadap virus corona ini dari pimpinan tertinggi di Jerman. Tidak seperti di negara lain, misalnya yang mengatakan ini hanya flu biasa dan tidak perlu khawatir, tapi ternyata kemudian jumlah penularannya bahkan lebih dari 100 ribu orang," kata Arief dalam telekonferensi, Sabtu 30 Mei 2020.
Kemudian, langkah kedua adalah cepatnya pengambilan kebijakan untuk melakukan lockdown, serta implementasi kebijakan lain yang juga dilakukan secara cepat di lapangan dan dijalankan secara tegas.
Misalnya saat Pemerintah Jerman menangani kelakuan sebagian masyarakatnya yang tidak terlalu patuh, seperti sempat ada sejumlah orang yang justru menggelar 'Corona Party' di rumah-rumah mereka saat banyak pub dan bar ditutup.
"Hingga kemudian mereka langsung dibubarkan oleh pemerintah Jerman, bahkan sampai melakukan sweeping," ujarnya.
Yang ketiga, lanjut Arief, kebijakan yang diambil oleh pemerintah Jerman itu jelas, dan tidak menggunakan bahasa yang rumit dan mudah dimengerti, serta bisa diterapkan langsung oleh masyarakat.
"Sehingga, hal itu menimbulkan kesimpulan yang keempat, yakni disiplin masyarakat yang tinggi," kata Arief.
Di satu sisi, Arief pun tak menyangkal bahwa sempat juga beredar banyak hoax dan protes di kalangan masyarakat Jerman terhadap kebijakan pemerintahnya yang tegas ini. Namun, mayoritas masyarakat Jerman ternyata cukup memiliki disiplin yang tinggi, sehingga mereka menyadari bahwa ini adalah untuk kepentingan bersama.
Kemudian yang kelima, sebagai suatu negara federal di mana ada hierarki mandat yang berbeda antara pemerintah pusat dan negara bagian. Negara bagian memiliki kekuatan yang sangat tinggi, pemerintah di tataran pusat pun nyatanya masih bisa berkoordinasi dengan baik bersama pemerintah di negara bagian tersebut.
"Kebijakan yang diambil itu sangat koordinatif sekali antara pemerintah pusat dan negara bagian, ditambah mereka memiliki mekanisme review setiap dua minggu sekali untuk selanjutnya ada pengumuman yang disampaikan oleh pemerintah secara terbuka dan jelas," kata Arief.
"Pengumuman itu pun biasanya menunjukkan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan di masa mendatang. Jadi ada kesamaan dan konsistensi dari pemerintah pusat dan pemerintah di negara-negara bagian Jerman tersebut," ujarnya.