Gereja Yahudi Kuno Berusia 2.700 Tahun Terbuat dari Ganja
- Collection of the Israel Antiqui
VIVA – Gereja Yahudi usia 2.700 tahun didapati memiliki kandungan ganja jenis kanabis yang tinggi. Sebelumnya obat bius itu pertama kali ditemukan seperempat abad yang lalu, temuan kali ini mengalahkan rekor sebelumnya.
Dikutip dari situs Metro, Jumat, 29 Mei 2020, material dua altar di sana berbahan batu kapur yang mengandung ganja dan kemenyan. Resin aromatik secara rutin dibakar oleh para imam dalam ritual-ritual kuno.
Penemuan ini tentu membuat kaget banyak pihak. Penulis utama penelitian, Eran Arie mengatakan, untuk pertama kalinya ganja teridentifikasi di Ancient Near East.
"Penggunaannya di gereja pasti memiliki peran penting dalam ritual pemujaan di sana," ujar peneliti asal The Israel Museum di Yerusalem.
Reruntuhan Tel Arad di Gurun Negev, Israel Selatan telah menutupi sebagian besar kisah Perjanjian Lama. Wilayah itu adalah sebuah kota besar di mana terdapat benteng serta tempat suci di mana banyak binatang disembelih untuk dikorbankan.
Gereja itu sendiri berdiri pada 1960-an, satu-satunya gereja Israel kuno yang tersisa. Ganja yang ada di altar tersebut saat ini telah dipindai, setelah enam dekade berada di kuil.
Arie mengatakan zat tersebut bisa membuat halusinasi. Ini juga menjadi jejak yang paling awal penggunaan ganja di dunia. Tahun lalu bukti rokok ganja ditemukan di China barat, berusia 2.500 tahun.
Tidak ada benih serbuk sari ganja yang ditemukan, membuat peneliti percaya bahwa tanaman diimpor dari tempat yang jauh dan dikirim dalam bentuk kering.
"Ukuran benteng di sana agak terbatas, dan halaman kuil bisa digunakan untuk mengumpulkan semua penduduk. Bisa dibayangkan jika semua penduduk pasti mengikuti upacara keagamaan yang diselenggarakan gereja," katanya.
Namun karena altar dimana tempat ganja ditemukan berada di Tempat Mahakudus, peneliti tidak bisa dengan pasti mengatakan tentang berapa banyak orang yang terpengaruh efek halusinasi 2. dari ganja.