Donald Trump Ancam Tutup Perusahaan Media Sosial
- IG Donald Trump.
VIVA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengancam akan mengawasi secara ketat bahkan tak segan menutup perusahaan-perusahaan media sosial. Ancaman ini muncul sehari setelah Twitter melabeli dua cuitan Trump yang menyebutkan kebohongan mengenai surat suara pemilu, dan mengajak pengguna untuk memeriksa fakta lebih lanjut.
"Partai Republik merasa bahwa platform media sosial benar-benar membungkam suara konservatif. Kami akan sangat mengawasi, atau bahkan menutupnya, sebelum hal ini terjadi," tulis Trump seperti dilansir dari The Guardian, Kamis, 28 Mei 2020.
Sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany mengatakan Trump berencana menandatangani perintah eksekutif yang berkaitan dengan perusahaan media sosial.
Trump telah berulang kali melontarkan pernyataan yang menyerang sistem pemungutan suara pemilu mail-in ballots, yang sudah biasa dilakukan di Amerika Serikat. Sebelumnya, Trump juga pernah membuat ancaman tentang sensor media yang tidak ia tindak lanjuti dan melakukan upaya-upaya untuk menutup beberapa organisasi media, namun hal ini jelas bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.
Baca Juga: Cuitannya Bahaya, Twitter Tandai Unggahan Trump Label Cek Fakta
Pada tahun 2018, seorang hakim federal membuat keputusan yang menyatakan bahwa sang presiden tidak boleh memblokir orang di Twitter, karena melanggar hak masyarakat untuk berpartisipasi dalam forum publik.
Cuitan Trump baru-baru ini yang menyerang pemungutan suara mail-in ballots dan pembawa acara televisi, Joe Scarborough, telah menimbulkan kontroversi dan memberi tekanan terhadap Twitter.
Suami dari mantan ajudan Scarborough telah meminta pihak Twitter untuk meghapus cuitan mengerikan Trump, yang menuduh Scarborough secara salah dan sembarangan. Namun, Twitter menolak untuk menghapus cuitan tersebut.
Twitter juga membuat heboh jagat maya belakangan ini. Twitter, untuk pertama kalinya melabeli cuitan Presiden Trump dengan label cek fakta. Hal ini dilakukan Twitter agar pengguna tidak mendapat informasi yang salah dan mendapatkan fakta yang sebenarnya.
Putra tertua Trump, Donald Trump Junior, yang sering membela ayahnya mengatakan, media sosial Twitter cenderung untuk membungkam suara konservatif, dibanding membungkam serangan dari sayap kiri.
Media sosial seperti Twitter memang sering dipilih Trump untuk mengeluarkan pernyataan-pernyataannya yang tak jarang berujung kontroversi. Trump juga pernah memuji Twitter karena mengizinkan dia untuk menyampaikan pesan secara langsung kepada para pengikutnya.
Kampanye Trump yang gencar dilakukan di media sosial seperti Twitter dan Facebook juga diyakini menjadi salah satu faktor yang memenangkan Trump pada pemilu 2016.
Penulis: Dion Yudhantama