Logo BBC

Tragis, Sopir Taksi Daring Dibiarkan Meninggal Akibat COVID-19

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Sesudah mencari beberapa hari, akhirnya ia menemukan satu kamar di sebuah rumah di Harrow, London utara. Ia diminta membayar di muka £4.000 (sekitar Rp71juta), dan ia tak punya uang sebanyak itu. Menurut Mary, Rajesh cari pinjaman.

Sesudah mendapat tempat tinggal, Rajesh takut sekali diusir lagi. Ia menyembunyikan diri dan menghindar kontak dengan pemilik pondokan dan penghuni lain. Bahkan ia tak masak untuk dirinya sendiri.

Kondisi kesehatannya memburuk. Satu-satunya interaksi sosial adalah lewat telepon dengan istrinya.

Di situ Rajesh sesekali meyakinkan istrinya ia akan baik-baik saja, tapi sering juga menangis.

Dalam percakapan-percakapan telepon itulah Mary menyadari Rajesh sulit bernapas.

“Ia tersengal-sengal di kamarnya dan tiap hari makin buruk,” kata Mary. “Satu malam saya suruh ia ke rumah sakit. Ia tak mau memanggil ambulans karena tak mau orang lain tahu lalu akhirnya diusir lagi”.

Rajesh lalu menyetir sendiri ke rumah sakit, sekalipun sangat kepayahan bernapas. Sesampai di sana, ia didiagnosa pneumonia.

“Paginya ia telepon saya dari rumah sakit lewat panggilan video. Namun anak-anak melihatnya, mereka menangis,” kata Mary. “Ia lalu mematikan video dan bilang ke saya, ia tak mau anak-anaknya melilhatnya saat sakit seperti itu”.

Tanggal 11 April, dokter yang merawat Rajesh menelepon Mary dan menjelaskan kondisi Rajesh kritis dan tak akan membaik. Mereka mengatur panggilan video untuk Mary dan anak-anak untuk melihat Rajesh terakhir kali. Rajesh sudah tidak sadar. Ia meninggal dua jam kemudian.

Penggalangan dana

Setelah tahu anaknya meninggal dunia, ibunda Rajesh jatuh sakit. Ia menderita darah tinggi dan terjadi lonjakan level gula darahnya. “Tak ada yang bisa menghiburnya,” kata Mary.

Karena tekanan utang untuk membeli tanah, tagihan rumah sakit dan biaya sekolah, Mary mencoba mencari kerja jadi pembersih. Namun karena karantina, ia sulit mendapat pekerjaan.