Tragis, Sopir Taksi Daring Dibiarkan Meninggal Akibat COVID-19
- bbc
Rajesh dan Sunil sama-sama berasal dari Bangalore dan mereka pertamakali bertemu tahun 2011 di London.
- `Daripada sekarat di Jakarta, saya nekat jalan kaki ke Solo` - Kisah sopir yang dipecat tanpa pesangon di tengah wabah
- Cerita pemudik telusuri jalan tikus yang berbahaya di tengah larangan mudik
- Larangan mudik berlaku, aparat akan tempuh `cara-cara persuasif` terhadap warga yang berkeras mudik
Bersama, keduanya saling bantu, termasuk saling meminjamkan uang saat butuh. Sunil sering mengajak Rajesh makan malam dengan keluarganya dan membekali makanan India untuk dibawa pulang.
Rajesh senang tinggal di London, tapi ia tak berencana di sana selamanya. Ia berencana berkumpul dengan keluarganya di India.
Menyewa rumah di Hulimavu tidak murah, maka ketika terakhir Rajesh kembali ke India tahun 2019, ia dan istrinya memutuskan meminjam uang untuk membeli tanah di Bangalore tahun 2019.
Rajesh berangkat kembali ke London 15 Januari 2020. Kurang dari dua minggu kemudian, kasus pertama virus corona dilaporkan di Inggris.
Mengantar penumpang terakhir pada 23 Maret ke Bandara Heathrow
Sekalipun virus sudah berjangkit di Inggris, Rajesh tak terlalu khawatir. Toko-toko dan restoran masih buka. Bagi banyak orang, termasuk pengemudi Uber, tak banyak berubah dari bulan-bulan sebelumnya.
Bulan Maret virus sudah menular antar manusia di Inggris.
Jumlah kasus dan kematian terus naik setiap hari. Isolasi sudah diperintahkan, dan jika ada gejala – sekalipun ringan – diminta untuk mengurung diri tujuh hari.
Tanggal 23 Maret, Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan karantina nasional, selama tiga minggu. Artinya bisnis berhenti dan orang hanya boleh keluar rumah untuk urusan sangat penting.
Awalnya, seperti halnya banyak pengemudi Uber, Rajesh terus bekerja. Lalu muncul gejala mirip flu dan ia harus berhenti. Kerja terakhirnya adalah tanggal 23 Maret, mengantar orang ke Bandara Heathrow.