Logo ABC

Mengapa Negara-Negara Kaya Sasaran Empuk Kematian Dahsyat Corona

Pekerja medis di salah satu rumah sakit di New York yang kewalahan dengan banyaknya kasus COVID-19.
Pekerja medis di salah satu rumah sakit di New York yang kewalahan dengan banyaknya kasus COVID-19.
Sumber :
  • abc

Menurut dia, beberapa negara berpenghasilan rendah seperti Vietnam dan Thailand berhasil mengatasi penyebaran COVID-19, sementara negara-negara seperti Kamboja dan Papua Nugini hanya mengalami kasus sporadis.

brasil.jpg Penyebaran virus corona sekarang semakin meningkat di negara-negara berpenghasilan menengah seperti Rusia dan Brasil.

AP: Dmitri Lovetsky

Baru permulaan

Wakil pejabat medis tertinggi Australia Paul Kelly menjelaskan, pengujian dan data mungkin menimbulkan kesan bahwa ini penyakit orang kaya, karena jumlah kematian terbesar terjadi di negara-negara kaya.

"Pengujian itu sangat membantu, namun tidak semua orang yang terinfeksi di dunia telah diuji," katanya.

Sikap negara-negara yang cepat berpuas diri dan terlalu percaya diri telah menyebabkan puluhan ribu warganya kini meninggal, di samping faktor demografi dan komorbiditas.

Jadi jika kita menganggap virus ini penyakit orang kaya, itu tak sepenuhnya tepat. Negara-negara kaya seperti Australia, Selandia Baru, Jerman dan Yunani mampu menekan penyebarannya melalui tindakan sulit di awal.

Meski lockdown dan penutupan pembatasan sudah berlangsung cukup lama, tapi sebenarnya ini baru permulaan.

Negara-negara seperti Australia telah berhasil dengan baik, namun tidak dijamin akan di masa depan. Perjalanan kita masih dipenuhi kabut tebal.

Namun dari sudut pandang saat ini, foto-foto dokter dan perawat yang terpukul, ambulans yang menunggu berjam-jam di UGD, dengan jelas menunjukkan kegagalan yang dialami negara-negara yang seharusnya justru paling siap.

Ikuti perkembangan seputar COVID-19 dari ABC Indonesia.