Terlibat Perang Dagang, Australia Siap Tuntut China ke WTO

Ilustrasi Bisnis.
Sumber :
  • VIVA/Tim Desain

VIVA – Australia siap membawa China ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), jika China tidak membalikkan keputusannya untuk mengenakan tarif hingga US$ 1 miliar dalam ekspor gandum.

Kangen Tanah Air, Prabowo Ingin Segera Pulang

Beberapa sumber pemerintah Australia mengatakan pada dasarnya ingin menghindari negosiasi yang berlarut-larut di WTO. Namun Australia juga tak punya pilihan jika China tidak menarik keputusannya untuk menaikkan tarif tanaman Australia hingga 80 persen.

Peningkatan ketegangan di bidang perdagangan terjadi, setelah Australia mendesak dilakukannya penyelidikan global secara independent untuk menyelidiki asal-usul coronavirus. China menyetujui impor gandum dari Amerika Serikat pekan lalu, sebagai bagian dari fase satu kesepakatan yang dirancang untuk mengakhiri perang dagang dua tahun antara kedua negara adidaya.

Perang Bintang AS dan China

Menteri Perdagangan Australia, Simon Birmingham, mengatakan sangat memahami mengapa beberapa pihak menarik dukungan terhadap upaya Australia dalam penyelidikan global terkait coronavirus, dan penetapan kenaikan tarif yang sangat tiba-tiba.

"China menyangkal ada hubungan. Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan untuk membela petani kita adalah terlibat dalam proses ini dengan cara yang kita bisa," kata Birmingham, dilansir Sydney Morning Herald, Selasa 19 Mei 2020.

8 orang tewas dan 17 Luka-luka usai Insiden Penusukan di Sebuah Sekolah di China

Kedutaan Besar China di Canberra membantah bahwa Australia memiliki pengaruh pada penyelidikan global terkait coronavirus, dengan mengatakan bahwa rancangan resolusi yang akan diadopsi oleh World Health Assembly sama sekali berbeda dari proposal Australia untuk penyelidikan independen.

Keputusan China untuk mengenakan tarif secara efektif menghapuskan perdagangan gandum antara kedua negara, karena China berupaya meningkatkan pembelian dari Eropa timur, AS, dan Kanada. Tanaman ini digunakan untuk membuat bir dan memberi makan ternak.

Australia telah menyerahkan lebih dari 10.000 halaman bukti ke China terkait dengan perselisihan tersebut. China berpendapat petani gandum Australia disubsidi, sehingga memberi mereka keuntungan yang tidak adil terhadap produsen lokal China dengan memungkinkan mereka untuk membuang gandum yang lebih murah ke pasar.

Namun, para negosiator perdagangan Australia menolak tuduhan tersebut dan berargumen bahwa petani gandum Australia beroperasi dengan persyaratan komersial.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.

Bursa Asia Fluktuatif saat Investor Tunggu Data Penting dari China dan Jepang Pekan Ini

Bursa Asia-Pasifik bergerak beragam pada pembukaan pasar, Senin (18/11/2024). Para investor menantikan laporan China terkait suku bunga acuan dan data inflasi Jepang.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024