PR Baru Inggris Usai Hadapi Virus Corona

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Sumber :
  • dailymail.co.uk

VIVA – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson telah merencanakan perang melawan obesitas. Hal itu dikarenakan kelebihan berat badan dapat memperburuk orang yang terinfeksi virus Corona atau COVID-19. 

Menteri Rosan Pastikan Gerak Cepat Realisasikan Komitmen Investasi US$8,5 Miliar dari 10 Perusahaan Inggris

Boris menyampaikan kepada penasihat senior bahwa kebijakan penumpasan lemak pada perut akan dilakukan setelah COVID-19 berhasil dibersihkan dari negara itu. Ia pun bertekad untuk memimpin upaya hidup sehat di masyarakat.

Menurut penelitian orang yang obesitas dan terinfeksi COVID-19 memerlukan perawatan di rumah sakit. Satu dari tiga orang dewasa di Inggris yang sekarang secara klinis mengalami obesitas menjadi salah satu data tertinggi di dunia. 

Momen Lucu Presiden Prabowo dan Wakil PM Inggris saat Bahas 'Kucing'

Dikutip dari Daily Mail, Boris mengatakan kepada beberapa koleganya bahwa orang kurus tidak akan lebih berbahaya ketika terinfeksi virus dibandingkan dengan orang yang kelebihan berat badan. 

Boris sepertinya memang sangat bertekad untuk menggunakan pandemi COVID-19 untuk membuat orang menjadi lebih sehat. Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan membuat orang bersepeda ke tempat kerja.

Presiden Prabowo dan PM Inggris Kompak Suarakan Perdamaian di Gaza

NHS Inggris juga telah menerbitkan rincian kematian berdasarkan kondisi yang sudah ada sebelumnya. Hanya lima persen korban yang tidak memiliki masalah mendasar.

Dari 22.332 pasien yang meninggal sejak 31 Maret, sekitar 5.873 atau 26 persen pasien menderita diabetes. Kondisi itu cukup mempengaruhi sekitar empat juta warga Inggris membuat orang lebih rentan terkena infeksi karena kelebihan berat badan. 

Kadar gula darah yang tinggi dapat melemahkan pertahanan sistem kekebalan tubuh pasien, membuatnya lebih lambat untuk merespon virus seperti COVID-19. Ini juga terkait erat dengan obesitas, yang telah diakui sebagai faktor risiko potensial untuk menderita komplikasi COVID-19 yang parah.

Dokter umum dan spesialis diabetes, Dr Hajira Dambha-Miller mengatakan dia tidak terkejut dengan data tersebut.

"Orang dengan diabetes lebih rentan terhadap infeksi, bahkan jika kita tidak berada di tengah pandemi. Diabetes mengarah pada kerentanan yang lebih besar terhadap infeksi karena ada lebih banyak gula untuk berkembang biak dan peradangan kronis berarti sistem kekebalan tubuh lebih lambat untuk membersihkannya," kata dia.

Baca: Jokowi Diminta Tinjau Ulang Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya