China Tolak Keras Proposal WHO untuk Undang Taiwan Bahas COVID-19

Gedung Pemerintahan Taiwan.
Sumber :
  • Pinterest

VIVA – Taiwan menegaskan akan mencari cara agar mendapatkan tempat untuk hadir di sidang Majelis Kesehatan Dunia (WHA). Taiwan mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima kesepakatan sebelumnya yang telah ditetapkan oleh China.

48 Tahun Taiwan Technical Mission di Indonesia, TETO Dorong Peningkatan Kerja Sama Sektor Pertanian

Dalam pernyataannya di hadapan publik, Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung, mengakui, bahwa pihaknya belum menerima undangan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menghadiri sidang WHA ke-73 pada 18 Mei 2020, yang akan digelar secara virtual.

"Kami tidak memiliki cara untuk menerima sesuatu yang belum ada," kata Chen, merujuk pada permintaan China bahwa Taiwan setuju dengan kebijakan 'One China' untuk menghadiri majelis itu, seperti dikutip Central News Agency Taiwan, Jumat 15 Mei 2020.

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Sementara itu, China menolak keras proposal WHO yang ingin mengundang Taiwan untuk berpartisipasi sebagai pengamat di WHA tahun ini. "Masalah partisipasi Taiwan dalam majelis itu harus ditangani sesuai dengan prinsip One China," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, Kamis 14 Mei 2020.

Namun, Chen mengatakan, Taiwan tak akan menyerah dalam upaya mereka untuk hadir di majelis tersebut. Apalagi, menurutnya, sudah banyak pihak yang mendukung Taiwan agar berpartisipasi di WHA tahun ini.

Denny Caknan Tampil di Barcelona, Kini Hiasi E-Billboard Taiwan

Baca Juga: Palestina Bakal Minta Israel dan AS Bertanggung Jawab Atas Aneksasi

"Semua sekutu diplomatik, kecuali Vatikan, telah mengajukan proposal kepada WHO untuk mendukung upaya Taiwan berpartisipasi," tulis pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Setidaknya, ada 16 negara yang telah mengakui Taiwan sebagai negara merdeka, termasuk Amerika Serikat. Taiwan pun dikabarkan telah mendapatkan dukungan dari Jepang, Jerman, AS, serta anggota parlemen Eropa untuk menyuarakan pendapatnya dalam sidang WHA maupun keanggotaan di WHO.

Taiwan adalah pihak pertama yang melaporkan kepada WHO tentang penyebaran virus Corona yang bisa menyebabkan kematian. Namun, laporan tersebut tidak mendapat tanggapan.

Kendati begitu, negara kepulauan tersebut telah mencapai keberhasilan dalam menekan penyebaran infeksi, karena Taiwan tidak melaporkan kasus lokal yang terjadi selama 33 hari hingga Jumat 15 Mei 2020. Pernyataan itu diungkapkan menurut data dari Kementerian Kesehatan Taiwan.

Sejauh ini, di Taiwan terdapat 440 kasus COVID-19, 349 di antaranya merupakan impor dari luar negeri dan 55 lainnya terdeteksi secara lokal. Sedangkan, 36 pasien lainnya adalah kru Angkatan Laut di atas Kapal Dukungan Tempur. 

Tercatat ada 7 kematian di Taiwan akibat virus Corona dan 387 pasien telah dilepaskan dari isolasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya