Hari Nakba, Memperingati 72 Tahun Warga Palestina Diusir Israel
- U-Report
VIVA – Warga Palestina menandai peringatan ke-72 'Hari Nakba' atau Hari Bencana, dengan bersumpah untuk menggagalkan rencana Israel menerapkan kedaulatan di Tepi Barat dan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk perdamaian Timur Tengah yang juga dikenal sebagai Deal of the Century.
Hari Nakba diperingati oleh Palestina pada 15 Mei, sehari setelah tanggal kalender Gregorian untuk kemerdekaan Israel. Karena pandemi virus Corona atau COVID-19 dan keadaan darurat diumumkan di Tepi Barat, warga Palestina memperingati Hari Nakba tahun ini dengan pernyataan dan pidato.
"Mereka yang menciptakan bencana kepada kami menginginkan agar Palestina menjadi tanah tanpa orang atau wilayah, dan bertaruh bahwa nama Palestina akan dihapus dari catatan sejarah," kata Presiden Mahmoud Abbas dalam pidatonya, dilansir Jerusalem Post, Jumat 15 Mei 2020.
"Untuk mencapai tujuan itu, mereka menggunakan konspirasi, tekanan, pembantaian dan proyek likuidasi paling jelek yang terbaru disebut Deal of the Century. Terlepas dari semua kendala dan semua kebijakan serta pelanggaran pendudukan yang agresif, kami sedang menuju langkah penuh keyakinan menuju pemulihan hak-hak kami dan penghapusan pendudukan yang penuh kebencian ini," ujar Abbas.
Dia juga menegaskan kembali ancamannya, untuk membatalkan semua perjanjian dengan Israel jika Israel mengimplementasikan rencananya untuk menerapkan kedaulatan pada bagian manapun di Tepi Barat. Abbas memperingatkan bahwa Israel dan Amerika Serikat akan menanggung konsekuensi dan dampak serius dari tindakan seperti itu.
Dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, dijelaskan bahwa Nakba menggambarkan proses pembersihan etnis di mana negara yang tidak bersenjata telah dihancurkan dan penduduknya dipindahkan untuk digantikan secara sistematis oleh negara lain.
Pada tahun 1948, 1,4 juta warga Palestina tinggal di 1.300 kota dan desa
Palestina. Lebih dari 800.000 penduduk diusir dari tanah air mereka ke Tepi Baratdan Jalur Gaza, negara-negara Arab tetangga, dan negara-negara lain di dunia. Ribuan warga Palestina diusir dari rumah mereka tetapi tetap tinggal di wilayah yang dikuasai Israel tahun 1948.
Israel mengendalikan 774 kota dan desa dan menghancurkan 531 kota dan desa Palestina selama Nakba. Pasukan Israel juga termasuk yang bertanggung jawab atas lebih dari 70 pembantaian di mana 15 ribu warga Palestina tewas.
Pengungsi Palestina merupakan kasus pengungsi terbesar dan terlama di dunia
saat ini. Pada awal abad ke-20, sebagian besar warga Palestina tinggal di dalam perbatasan Palestina, yang sekarang dibagi menjadi Israel, Tepi Barat yang diduduki, dan Jalur Gaza. Saat ini, sekitar setengah dari orang Palestina telah mengungsi di Iuar tanah air mereka. 23 persen lainnya terlantar di dalam perbatasan bekas Palestina.
Baca:Â Din Syamsuddin: Iuran BPJS Naik Bentuk Kezaliman Nyata