Pramugari Ini Banting Setir Jadi Tukang Cukur Gara-gara Corona

Pramugari Thailand, Thawanan Thawornphatworakul banting setir.
Sumber :
  • firstpost.com

VIVA – Virus Corona atau COVID-19 cukup berimbas kepada beberapa sektor industri. Untuk itu para pekerja dituntun untuk melakukan improvisasi hingga beralih profesi demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pemerintah Thailand Canangkan Usia Pensiun Jadi 65 Tahun, Pekerja Dapat Pesangon 180 kali Gaji?

Salah satunya dilakukan oleh seorang pramugari dari salah satu maskapai penerbangan tarkenal di Thailand, Thawanan Thawornphatworakul. Ia akhirnya banting setir menjadi tukang cukur rambut dengan mengubah ruang tamunya menjadi salon.

Thawanan rata-rata mendapatkan dua hingga tiga klien per harinya dengan bayaran 150 baht atau Rp70 ribu. Meski penghasilannya sebagai tukang cukur rambut jauh dari gaji maskapai penerbangannya, tetapi itu cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Thailand Naikkan Usia Pensiun Jadi 65 Tahun, Indonesia di Umur Berapa?

"Penghasilan di sini membantu dengan beberapa pengeluaran dan membayar tagihan," kata Thawanan seperti yang diikutip dari First Post, Kamis, 14 Mei 2020.

Memang pariwisata menyumbangkan hingga 11 persen PDB Thailand tahun lalu. Penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan untuk mencegah penyebaran COVID-19 diperkirakan akan menghancurkan industri ini untuk beberapa bulan kedepan.

PM Thailand Minta Maaf atas Tragedi Pembantaian Warga Muslim Pada 2004

Selain Thawanan ada beberapa orang lain yang akhirnya beralih profesi seperti pramugara, Kosit Rattanasopon. Ia rela beralih profesi untuk menjadi seorang pengemudi ojek online. Kosit kini mengangkut makanan dan barang di sekitar Bangkok, Thailand. 

Kosit menghasilkan sekitar 1.000 baht atau Rp46 ribu per hari. Penghasilannya itu cukup untuk membantu perekonomian keluarga dimana sang ayah dan saudara perempuannya juga membuka catering. 

"Saya tahu segalanya tidak akan sama lagi untuk setidaknya satu tahun lagi, jadi saya harus terus melakukan ini," kata Kosit.

Sermsak Posayajinda seorang instruktur scuba diving juga harus mencari pekerjaan baru. Ia kini membuat cabai dari resep sang ibu dan dijual secara online. 

"Awalnya itu hanya hobi selama periode COVID-19, tetapi hasilnya sangat bagus, jadi ini akan menjadi bisnis bagi kita dalam jangka panjang," ucap Sermsak.

Tidak ingin memecat karyawannya meski dalam keadaan sulit seperti saat ini Asaree Jarugosol yang menyewakan kursi dan membangun panggung untuk hotel dan katering di sekitar Bangkok akhirnya memutuskan untuk mengubah profesinya. 

Asaree mengubah gudangnya menjadi pabrik yang membuat 2.500 masker yang dapat digunakan kembali. Pertama ia hanya memproduksi masker untuk rumah sakit lokal. Tetapi siapa sangka usahanya justru sukses sekarang masker buatannya sudah di ekspor ke luar negeri. 

"Awalnya kami hanya memiliki satu mesin jahit yang dioperasikan oleh satu staf. Tetapi sekarang kami memiliki sekitar 40 orang yang bekerja di jalur produksi yang tepat. Kami akan terus memproduksi masker wajah bahkan ketika bisnis lama kami kembali," ujar Asaree.

Baca: 172 WNI dari Luar Negeri Positif Terjangkit Virus Corona

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya