Arab Saudi Alami Krisis, Seberapa Parah
- bbc
Arab Saudi dulu terkenal sebagai negara bebas pajak, tapi kini negara kerajaan itu menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 5% ke 1% tidak lagi membayarkan subsidi bulanan biaya hidup mulai Juni.
Keputusan ini diambil setelah harga minyak dunia anjlok hampir 50% dibanding harga tahun lalu, yang mengurangi pendapatan pemerintah Arab Saudi sampai 22?n memaksanya menunda beberapa proyek besar.
Laba bersih Saudi Aramco, perusahaan minyak milik pemerintah, jatuh 25% pada kuartal pertama tahun ini, terutama karena jatuhnya harga minyak mentah.
"Keputusan ini mencerminkan perlunya Arab Saudi mengurangi pengeluaran dan mencoba menyetabilkan harga minyak yang sekarang lemah," kata analis negara-negara Teluk Arab, Michael Stephens. "Ekonomi Arab Saudi sekarang buruh dan mereka butuh waktu yang tidak sebentar untuk kembali ke normal."
Covid-19 merusak ekonomi Arab Saudi, yang sebagian besar bergantung pada jutaan pekerja migran dengan keahlian rendah dari negara Asia lainnya, dan banyak di antara mereka tinggal di lingkungan padat penduduk yang tidak bersih.
- Dampak virus corona, Arab Saudi cabut tunjangan hidup PNS dan naikkan PPN tiga kali lipat
- Kisah di balik proyek mercusuar Arab Saudi: Ancaman pembunuhan aktivis dan penggusuran komunitas adat
- Arab Saudi hapus hukuman mati bagi narapidana di bawah umur, jumlah eksekusi capai `rekor tertinggi`
Sementara itu, Putra Mahkota Arab, Muhammad bin Salman, meski masih populer di dalam negeri, kini menjadi momok di Barat yang tetap menduga ia berperan dalam pembunuhan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
Kepercayaan investor internasional belum sepenuhnya pulih setelah Khashoggi dibunuh dan dimutilasi oleh orang suruhan pemerintah di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2018.