Menguak Fakta Herd Imunity Mampu Menekan Angka Kasus COVID-19

Pandemi COVID-19 di luar negeri.
Sumber :
  • aljazeera.com

VIVA – Kasus positif COVID-19 di dunia tercatat ada 4.342.355 dengan kasus kematian dilaporkan sebanyak 292.893 kasus. Hingga saat ini pun belum ada vaksin yang mampu untuk mencegah penyebaran COVID-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Namun belakangan ini, dunia tengah mempertimbangkan Herd Imunity yang disebut-sebut juga bisa menyudahi pandemi ini. Istilah Herd Imunity sendiri telah lama digaungkan sejak Maret lalu.

Lalu apa itu Herd Imunity? Dilansir dari laman Aljazeera, Herd Imunity adalah situasi di mana cukup banyak orang dalam suatu populasi memiliki kekebalan terhadap infeksi. Sehingga pada akhirnya dapat secara efektif menghentikan penyebaran penyakit tersebut. Kekebalan dalam komunitas itu bisa berasal dari vaksinasi atau dari orang yang menderita penyakit tersebut (tertular).

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Karena semakin banyak orang terinfeksi COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus, akan ada lebih banyak orang yang sembuh dan yang kemudian kebal terhadap infeksi tersebut di masa depan.

"Ketika sekitar 70 persen populasi telah terinfeksi dan pulih, kemungkinan wabah penyakit menjadi jauh lebih sedikit karena kebanyakan orang resisten terhadap infeksi. Ini disebut kekebalan kelompok," kata Martin Hibberd, seorang profesor penyakit menular di London School of Hygiene & Tropical Medicine.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Dapatkah Herd Imunity menekan kasus COVID-19?

Bukti saat ini dengan adanya wabah virus corona baru menunjukkan bahwa ketika satu orang terinfeksi, orang itu rata-rata akan menginfeksi antara dua hingga tiga orang lainnya. Artinya, jika tidak ada tindakan lain yang diambil, kekebalan kelompok akan meningkat antara 50 hingga 70 persen ketika populasi tersebut kebal.

"Tapi itu tidak harus dan tidak akan dengan cara ini," kata seorang profesor di Institute of Infection, Veterinary and Ecological Sciences di Liverpool University, Matthew Baylis

Dengan mengurangi jumlah orang yang terinfeksi oleh seseorang, langkah-langkah social distancing seperti menutup sekolah, bekerja dari rumah, menghindari pertemuan besar, dan sering mencuci tangan, wabah ini dapat ditekan.

"Dari sudut pandang epidemiologi, triknya adalah mengurangi jumlah orang yang kita kontak sehingga kita dapat menurunkan jumlah kontak yang terinfeksi dan herd immunity dimulai lebih awal," kata Baylis.

Untuk diketahui, hingga Selasa 12 Mei 2020, kasus positif COVID-19 di Indonesia mengalami kenaikan sebanyak  484 kasus. Sehingga total kasus positif di tanah air mencapai 14.557 kasus. Untuk pasien sembuh di tanah air mengalami penambahan sebanyak 182 pasien. Sehingga total pasien sembuh dari virus ini sebanyak 3.063 pasien.

Sedangkan untuk kasus kematian juga dilaporkan mengalami penambahan sebanyak 16 kasus. Sehingga total kasus kematian dilaporkan sebanyak 1.007  kasus.

Baca: India Gelontorkan Rp4.000 Triliun Dorong Perekonomian Pasca Corona

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya