Disneyland Shanghai Kembali Dibuka Setelah 3 Bulan Tutup karena Corona
- Shanghaiist
VIVA – Disneyland Shanghai kembali dibuka pada Senin, 11 Mei 2020. Sebelumnya, taman hiburan ini ditutup lebih dari tiga bulan akibat pandemi virus corona.
Pembukaan kembali Disneyland di Shanghai ini menjadi kabar baik bagi penduduk setempat, dimana pengunjung dapat kembali memasuki taman hiburan tersebut setelah sekian lama.
Â
Namun karena masih banyaknya kasus COVID-19 yang terjadi, pihak pengelola tetap menjalankan prosedur keamanan seperti physical distancing untuk mencegah penularan virus. Ketika memasuki kawasan Disneyland, pengunjung juga harus dicek suhu tubuhnya, selain itu pengunjung diwajibkan untuk memakai masker.
Dikutip dari The Guardian, tiket yang dijual untuk pembukaan Disneyland pada hari Senin ini terjual habis hanya dalam beberapa menit saja pada hari Jumat lalu. Untuk pembukaan kali ini, Disneyland membatasi hanya 30 persen pengunjung saja dari total kapasitas 80 ribu pengunjung.
Pengunjung yang dibolehkan memasuki Disneyland hanyalah mereka yang memiliki kode hijau. Kode hijau berarti mereka yang bukan penderita COVID-19.
Namun beberapa tempat seperti area bermain anak dan pertunjukan teater masih ditutup. Parade ataupun pertunjukan malam hari juga belum diadakan. "Interaksi jarak dekat dan foto bersama karakter kartun akan dihentikan sementara selama fase awal pembukaan kembali," kata Shanghai Disney Resort dalam sebuah pernyataan.
Disneyland Shanghai tutup pada tanggal 24 Januari 2020, dan selanjutnya diikuti oleh penutupan taman Disneyland di berbagai negara pada bulan Maret 2020. Namun, perusahaan taman hiburan asal AS itu sangat ingin membuka kembali fasilitas mereka dan mencoba untuk mendapatkan kembali pendapatan mereka yang hilang dalam beberapa bulan belakangan.
Pada tiga bulan pertama tahun ini, laba bersih Walt Disney Company turun sebesar 91 persen dibanding tahun lalu. Virus corona yang merebak telah membatalkan banyak sekali kegiatan Walt Disney Company. Grup tersebut juga membatalkan pembagian dividennya, namun hal ini memicu kecaman dari Bernie Sanders, mantan kandidat presiden AS dari Partai Demokrat dan juga Abigail Disney, seorang pewaris kekayaan Disney.
Penulis: Dion Yudhantama