Tak Cuma Corona, Amerika Serikat Juga Diserang Penyakit Misterius

Ilustrasi virus corona.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Kondisi mengkhawatirkan akibat ganasnya virus corona masih memunculkan pandemi hampir di seluruh belahan dunia. Situasi tak lebih baik pun kini harus dialami Amerika Serikat.

Menko Airlangga: Indonesia Siap Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat

Negeri Paman Sam tersebut sudah mulai diserang dengan keganasan penyakit misterius yang menyerang anak-anak dan diyakini muncul dari virus corona.

Di negara bagian New York, setidaknya sudah jatuh 3 korban anak-anak meninggal dunia dan telah menginfeksi tak kurang dari 85 kasus sindrom fatal mengerikan tersebut.

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

Ada pun gejala dari sindrom yang hampir serupa dengan penyakit Kawasaki itu juga menjadi antitesis dari virus COVID-19.

Baca juga: 100 Anak di Dunia Terserang Penyakit Misterius dari Virus Corona

Kunker ke Cina hingga AS, Prabowo Bawa Pulang Komitmen Investasi Rp294 Triliun

Dimana, pada umumnya wabah corona cenderung sangat rentan menginfeksi orang dewasa yang lebih tua, namun sindrom ini justru dapat berakibat sangat fatal jika terkena anak-anak terutama usia balita.

Selain itu, secara gejala yang timbulkan penyakit misterius tersebut akan menampakan gejala yang mirip dengan sindrom syok toksik atau penyakit Kawasaki.

Menanggapi kondisi ini, dengan sudah muncul 85 jiwa teridentifikasi tersebut, Gubernur New York, Andrew Cuomo pun memberikan keterangan resmi di hadapan para wartawan, Minggu 10 Mei 2020 waktu setempat.

“Tiga anak telah meninggal, dan dua kematian lainnya sedang diselidiki di New York sebagai akibat dari sindrom tersebut. Sebagian besar kasus terlihat pada anak-anak usia balita hingga sekolah dasar,” ungkap Gubernur Cuomo yang dilansir The Sun.

“Sindrom ini pertama kali terlihat pada akhir April lalu. Penyebab gejalanya mirip dengan sindrom syok toksik atau penyakit Kawasaki. Sindrom ini tidak hadir sebagai kasus COVID normal. Sebab kasus COVID cenderung menyerang pernafasan," jelas Cuomo.

Baca juga: 7 Virus yang Tak Kalah Mematikan Dibanding COVID-19

"Sindrom ini muncul dengan gejala awal peradangan pembuluh darah, yang terkadang peradangan jantung,” tambahnya.

Cuomo juga mengatakan bahwa mungkin ketika penderita sindrom ini datang ke rumah sakit, mereka tidak didiagnosis sebagai terkait dengan COVID karena mereka tidak muncul sebagai gejala mirip COVID.

Beberapa gejala COVID-19 yang paling umum termasuk demam, batuk kering, dan kelelahan. Sedangkan sindrom ini bergejala seperti sakit perut, mual, demam, muntah dan bintik-bintik merah pada kulit.

Gubernur Cuomo juga memperingatkan meskipun sindrom inflamasi telah ditemukan di New York, namun tak menutup kemungkinan juga akan terjadi di negara bagian lain.

"Sekali lagi, kami baru-baru ini menemukan ini dan sedang menyelidikinya, tetapi itu mungkin dan bahkan mungkin ini adalah situasi yang ada di negara bagian lain dan kami ingin memastikan bahwa mereka mengetahui hal itu," tegas Cuomo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya