Perangi Corona, Suriah Tunda Pemilihan Parlemen
- The Financial Express
VIVA – Pihak berwenang Suriah mengumumkan penundaan pemilihan parlemen yang menurut rencana akan dijadwalkan pada bulan ini. Penundaan ini diambil lantaran Pemerintah Suriah tengah fokus untuk memerangi wabah virus Corona.
Pada Kamis 7 Mei 2020, Kantor Kepresidenan Suriah mengeluarkan pernyataan terkait penundaan pemilihan parlemen. "Sebagai bagian dari tindahkan pencegahan negara untuk memerangi pandemi virus Corona, Presiden Bashar Al-Assad mengeluarkan dekrit untuk menunda pemilihan legislatif anggota Majelis Rakyat," demikian pernytaan tersebut, seperti dikutip Middle East Monitor.
Keputusan penundaan merupakan yang kedua kalinya. Pada bulan Maret lalu, pihak berwenang Suriah juga menunda pemilihan legislatif yang awalnya dijadwalkan pada 20 Mei hingga 19 Juli.
Hingga saat ini, Pemerintah Suriah telah mencatat ada 45 kasus COVID-19 di wilayah yang dikuasainya. Dari kasus tersebut, 3 pasien telah dinyatakan meninggal dan 27 orang dikonfirmasi sembuh.
Pemerintah surah pun telah mengambil beberapa langkah pada bulan Maret lalu untuk mengekang penyebaran virus Corona, tetapi mereka baru memulai untuk meringankan beban warga negara ketika situasi ekonomi di nbegara itu semakin memburuk.
Dengan jam malam masih diberlakukan, pemerintah pada pekan lalu telah memutuskan untuk membuka kembali membuka pasar pada siang hari, selain mengaktifkan kembali angkutan umum antar kota dan pedesaan. Pemerintah Suriah juga mengumumkan bahwa sekolah dan universitas akan melanjutkan lagi kegiatan seperti mulai akhir Mei mendatang.
Kementerian Wakaf Suriah juga mengumumkan, pada Jumat depan, masjid akan kembali dibuka hanya untuk salah Jumat. Namun, pembukaan masjid kembali harus sesuai dengan tindakan pencegahan kesehatan khusus.
Pada awal pekan kemarin, Al-Assad meperingatkan, tentang potensi bencana nyata yang dapat melebihi kapasistas kesehatan dan logistik negaranya jika terjadi lonjakan infeksi yang tiba-tiba dan masif. Maka dari itu, ia menekankan, pelonggaran pembatasan harus disertai dengan tindakan pencegahan kesehatan yang wajib untuk membatasi penyebaran virus.
"Semua warga Suriah, secara umum sudah terlepas dari kelas sosial mereka, dan akan menghadapi dua skenario sulit: apakah kelaparan atau tertular penyakit," kata Assad.
Perang di Suriah sendiri telah menewaskan lebih dari 380.000 orang dan menyebabkan perpindahan lebih dari setengah populasi di dalam dan di luar negeri. Sejumlah infrastruktur di negara itu juga hancur, ekonomi terkuras dan sebagian fasilitas kesehatan nasional telah rusak parah.