Stres karena Lockdown COVID-19, Mahasiswa Ini Bunuh Diri
- dailymail.co.uk
VIVA – Ben Brown seorang mahasiswa Universitas Loughborough, Inggris berusia 22 tahun bunuh diri karena gangguan mental alias stres akibat lockdown Virus Corona atau COVID-19. Ben bunuh diri setelah menulis surat kepada ibunya Helen Hartery-Brown tentang kesehatan mentalnya.
Malam sebelum kematiannya, Hartery-Brown mengatakan bahwa Ben yang tinggal bersama teman-teman di Leicestershire telah menyembunyikan kesedihannya. Namun ternyata kesediaanya itu berdampak besar hingga harus mengakhiri hidupnya.
"Kami melakukan video call pukul 6 sore sebelum dia mengakhiri hidupnya. Ben sangat dekat dengan ibunya. Kata-kata terakhir saya kepadanya adalah, Aku mencintaimu jutaan. Kata-kata terakhirnya kepada saya adalah, Aku juga mencintaimu, ibu," kata Hartery-Brown seperti yang dikutip dari Daily Mail, Senin, 4 Mei 2020.
"Kuncian memiliki dampak besar pada dirinya. Ben belum berbicara kepada siapa pun tentang bagaimana perasaannya. Dia menemukan itu terlalu berlebihan. Dia selalu begitu sibuk dalam hidupnya yang singkat. Ben adalah pria yang cerdas dan penuh kasih yang meninggalkan kesan abadi pada banyak orang," sambungnya.
Hartery-Brown menceritakan jika sejak kecil Ben dan keluarganya sering berpindah-pindah sebelum akhirnya Ben masuk Sekolah Dasar di Barnwood Church of England yang kemudian melanjutkan pendidikannya di The Crypt School di Podsmead. Ben kemudian pergi ke Welbeck College di Leicestershire di mana ia menyelesaikan A-level di seluruh sains sebelum memulai universitas pada tahun 2016.
Sang ibu menyampaikan jika Ben sering berpergian ke luar negeri untuk menjadi sukarelawan dalam membangun sebuah proyek, ia pun sangat bangga dengan putranya itu.
“Dia membawa dirinya pergi ke Thailand dan Vietnam dan bahkan pergi ke Madagaskar di mana dia secara sukarela membangun proyek di sana. Aku sangat bangga padanya dan semua yang dia raih," ucapnya.
Bahkan pada minggu-minggu sebelum dia meninggal, Ben menyumbang ke badan amal Papyrus, yang bercita-cita untuk mencegah orang mengambil nyawa mereka sendiri.
Baca: Perusahaan di Swiss Ciptakan Alat Tes Corona, Klaim 100 Persen Akurat