Menlu AS Tegaskan Punya Bukti Kuat Virus Corona Berawal di Lab China

virus corona
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan bahwa ada bukti besar yang mengindikasikan bahwa virus Corona COVID-19 awalnya ada di sebuah laboratorium di China. Dia menyebut Partai Komunis China melakukan segala yang mereka bisa untuk menyembunyikan wabah ini.

Elon Musk Tersenyum Lebar, Mobil Listrik China Siap-siap Digusur Tesla

"Ada bukti yang sangat besar bahwa dari sanalah ini dimulai. Kami sudah mengatakan dari awal bahwa ini adalah virus yang berasal dari Wuhan di China. Kami sedih sejak awal, tapi saya pikir seluruh dunia bisa melihat sekarang," kata Pompeo dalam sebuah wawancara pada Senin 4 Mei 2020.

"Ingat, China memiliki sejarah menginfeksi dunia dan mereka memiliki sejarah menjalankan laboratorium di bawah standar. Ini bukan kali pertama dunia yang terpapar virus adalah akibat kegagalan di laboratorium China," ujar Pompeo.

Partai Demokrat AS Setuju ICC Keluarkan Perintah Penangkapan Netanyahu

Setelah kasus pertama dilaporkan di Wuhan pada Desember 2019, Pompeo sebagaimana dilansir The Guardian mengatakan, China mulai menyebarkan disinformasi yang menciptakan risiko besar di seluruh dunia.

"China berperilaku sebagai rezim otoriter, berusaha menyembunyikan serta menimbulkan kebingungan. Mereka menggunakan WHO sebagai alat untuk melakukan hal yang sama. Ini adalah hal yang sekarang telah menghasilkan krisis luar biasa, hilangnya banyak nyawa dan biaya ekonomi yang luar biasa di seluruh dunia," ungkap Pompeo.

Dukung Palestina, Ariana Grande Tandatangani Petisi Gencatan Senjata di Gaza

Ketika ditanya dalam wawancara tersebut apakah dia yakin virus ini buatan manusia atau dimodifikasi secara genetis, Pompeo mengutip 'para ahli' yang mengatakan itu buatan manusia.

Pompeo mengatakan masih belum yakin apakah China sengaja melepaskan virus atau sebenarnya bocornya virus itu adalah kecelakaan laboratorium.

"Saya pikir ada banyak yang harus diketahui. Kami melakukan yang terbaik untuk mencoba menjawab semua pertanyaan itu. WHO berusaha mendapatkan tim di sana, dan mereka gagal. Tidak ada yang diizinkan pergi ke lab ini atau di laboratorum lain di China. Risiko ini tetap ada," kata dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya