Cari Asal-usul Virus Corona, China: Jangan Gunakan Teori Konspirasi
- Global Times
VIVA – Wakil Menteri Luar Negeri, Le Yucheng, mengatakan, bahwa virus Corona bukan berasal dari laboratorium di Wuhan. Selain itu, Yucheng juga meminta kepada publik dimana pun berada untuk mendengarkan keterangan para ahli terkait virus Corona ketimbang mempercayai sejumlah teori konspirasi yang beredar.
Yucheng mengakui, penelusuran sumber virus Corona adalah persoalan sains yang serius dan kompleks. Makanya, Yucheng menilai, semua yang berkaitan itu harus dikaji dan diteliti oleh para ilmuwan serta pakar medis.
"Sesuatu yang aneh sekarang adalah bahwa beberapa tokoh politik, yang diduga ekonom dan intelijen, memberikan laporan sensasional soal sumber COVID-19. Padahal, secara luas, sudah dikonfirmasi oleh para ahli bahwa COVID-19 bukan dari laboratorium," kata Yucheng, seperti dikutip dari NBC, Kamis 30 April 2020.
Lebih lanjut, Yucheng menegaskan, sebanyak 27 ahli profesional telah menyatakan bahwa COVID-19 bermula secara natural. Semua keterangan ini, katanya, telah diterbitkan di salah satu jurnal medis yang kredibel yaitu, Lancet.
Baca Juga: Lubang Ozon Terbesar di Kutub Utara Akhirnya Tertutup
"Kita perlu mendengarkan para ahli, bukan politisi. Kita perlu menghormati sains dan menahan diri untuk menggunakan teori konspirasi," ujarnya.
Sebelumnya, Amerika Serikat menjadi pihak pertama yang secara terbuka mengatakan kecurigaannya bahwa COVID-19 berasal dari laboratorium Wuhan Institute of Virology (WIV). Makanya, AS mengajak beberapa negara untuk melakukan penyelidikan indenpenden untuk menguak asal-usul virus dan cara penyebarannya.
Pada Rabu 29 April 2020, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, kembali mendesak China untuk membuka akses ke laboratorium WIV. Pompeo menyebut, bahwa seluruh dunia perlu memahami bagaimana pandemi COVID-19 bisa muncul.
"Kami masih belum mendapatkan akses, dunia belum memperoleh akses ke WIV. Kita perlu tahu persis dari mana virus ini berasal," ujar Pompeo.