China Ngamuk Australia Tuntut Penyelidikan Asal-usul COVID-19

Para tenaga medis di Wuhan, China, yang siap menolong pasien virus corona.
Sumber :
  • Twitter/@badiucao

VIVA – Perdana Menteri Australia Scott Morison menentang China dan mendorong dilakukannya penyelidikan lebih lanjut mengenai asal usul coronavirus COVID-19. China menuai kritikan tentang cara penanganan COVID-19 yang diyakini dimulai dari Wuhan dan kini telah menginfeksi tiga juta orang di seluruh dunia.

Kangen Tanah Air, Prabowo Ingin Segera Pulang

Tuduhan yang juga datang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhir pekan lalu bahwa China seharusnya bisa berbuat lebih banyak untuk mencegah penyebaran penyakit yang mematikan itu, disambut dengan kritik keras dari media pemerintah China.

Meski Australia tidak menggunakan cara yang lebih keras dari AS yang telah menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), namun Australia telah mendesak sekutunya untuk mendukung perombakan WHO dan menyarankan perekrutan penyelidik independen untuk menentukan sumber wabah utama.

Perang Bintang AS dan China

"Ini adalah virus yang telah merenggut lebih dari 200.000 jiwa di seluruh dunia. Virus ini telah mematikan perekonomian global. Implikasi dan dampaknya luar biasa," ujar Morrison kepada wartawan di Canberra.

"Sekarang tampaknya sepenuhnya masuk akal bahwa dunia ingin melakukan penyelidikan independen bagaimana semua ini terjadi, sehingga kita dapat mempelajarinya dan mencegahnya terjadi lagi," ungkapnya, dikutip The Guardian, Kamis 30 April 2020.

8 orang tewas dan 17 Luka-luka usai Insiden Penusukan di Sebuah Sekolah di China

Sikap Australia ini membuat marah China, yang membantah melakukan kesalahan selama pandemi. Dalam beberapa hari terakhir, media pemerintah China mengeluarkan berbagai pernyataan yang menghasut. Di antaranya menyebut Australia adalah 'permen karet yang menempel di bagian bawah sepatu China', melakukan pekerjaan AS tetapi tanpa memegang pengaruh apa pun, dan mempertaruhkan kerusakan jangka panjang pada hubungan bilateral dan kemitraan perdagangan dengan China.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.

Bursa Asia Fluktuatif saat Investor Tunggu Data Penting dari China dan Jepang Pekan Ini

Bursa Asia-Pasifik bergerak beragam pada pembukaan pasar, Senin (18/11/2024). Para investor menantikan laporan China terkait suku bunga acuan dan data inflasi Jepang.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024