Flu Spanyol Tewaskan 50 Juta dan Berefek ke Bayi Baru Lahir, Corona?
- bbc
Jika Anda belum pernah mendengar pandemi flu Spanyol sebelumnya, krisis virus corona saat ini kemungkinan akan membuat Anda menyadari adanya virus mematikan yang melanda dunia di permulaan abad ke-20 tersebut.
Wabah flu Spanyol menewaskan 40 sampai 50 juta orang dalam dua tahun, antara tahun 1918 dan 1920.
Para peneliti dan sejarawan meyakini sepertiga penduduk dunia, yang saat itu berjumlah sekitar 1,8 miliar orang, terkena penyakit tersebut.
- Uji coba plasma darah penyintas Covid-19 sudah dimulai di Indonesia, namun `bukan sebagai pengobatan massal`
- Trump respons lonjakan hotline AS yang menanyakan soal disinfektan, `Saya tidak bisa membayangkan`
- Penyebaran virus corona: Sebuah kota kecil di Italia berhasil mengatasi penularan Covid-19 dengan eksperimen yang `tak ada duanya di dunia`
Dalam riset jurnalis BBC World Service Fernando Duarte ketika menyusun tulisan ini, flu Spanyol tercatat menewaskan lebih banyak orang daripada Perang Dunia I.
Kini, ketika dunia tengah bergulat dengan krisis Covid-19, coba kita lihat kembali pandemi flu Spanyol, pandemi paling akhir yang membuat dunia lumpuh- seperti apa kondisi dunia setelah pandemi itu berakhir?
1921, dunia yang sangat berbeda
Sudah pasti banyak hal yang berubah dalam 100 tahun.
Kedokteran dan ilmu pengetahuan saat itu lebih banyak memiliki keterbatasan dibandingkan saat ini dalam mengatasi penyakit.
Para dokter mengetahui mikroorganisme sebagai penyebab flu Spanyol dan penyakit dapat ditransmisikan antar manusia, tetapi mereka masih memandang penyebabnya adalah bakteri, bukan virus.
Pengobatan yang tersedia juga terbatas. Antibiotik pertama dunia misalnya, baru ditemukan pada tahun 1928.