Hubungan Diplomatik China-Australia Tegang Gara-gara Asal-usul Corona

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Pemerintah China meminta Australia untul tidak melanjutkan usahanya terkait penyelidikan asal usul virus Corona. Hal tersebut diungkapkan oleh Duta Besar China untuk Australia, Cheng Jingye.

DFSK dan Honda Bikin Pabrik Bareng Buat Produksi Mobil Listrik

Menurut Jingye, situasi ini bisa membahayakan hubungan diplomatik antara China dan Australia. 

"Kami meminta Australia untuk mengesampingkan bias ideoleogi dan menghentikan permainan politik mereka...demi hubungan bilateral China dan Australia," ujar pernyataan resmi Kedutaan Besar China di Australia, Rabu 29 April 2020, dikutip dari South China Morning Post.

Bursa Asia Tergerus saat Sektor Manufaktur China Menguat

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia, Scott Morisson, melobi sejumlah kepala negara untuk mengadakan investigasi secara internasional terkait penyebaran virus Corona COVID-19. Menurut Morisson, negara-negara terdampak Corona mesti tahu dar mana virus itu berada dan bagaimana pandemi ini bisa terjadi.

Baca Juga: Surat untuk Presiden Afsel Muncul saat Spekulasi Kematian Kim Jong-un

Bursa Asia Fluktuatif saat Investor Fokus ke Data Inflasi Australia

Beberapa negara yang didekati Morisson adalah Amerika Serikat, Prancis, dan Jerman. Ketiganya pun mengapresiasi ajakan Morisson, tapi waktunya yang belum tepat.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, misalnya, mengatakan, pihaknya masih ingin fokus untuk menangani pandemi Corona terlebih dulu. Kendati demikian, Prancis tidak akan menghentikan langkah Australia.

Lebih lanjut, Jingye menambahkan, bahwa upaya yang sedang Australia lakukan tidak hanya mengganggu hubungan bilateral tapi juga sektor pariwisata. Sebab, dijelaskannya, serangan terhadap China bisa menimbulkan sentimen anti-Australia ke depannya yang kemudian berdampak ke jumlah wisatawan dari China.

"Mungkin warga China akan bertanya-tanya, buat apa mereka minum anggur Australia? Buat apa juga makan daging Australia," ucap Jingye.

Baca juga: Usai Perang Kena Corona, Kini Harga Pangan di Suriah Bikin Menjerit

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya