Uji Coba Obat Corona Remdesivir Gagal pada Manusia
- Istimewa
VIVA – Remdesivir atau antivirus untuk mengatasi infeksi virus corona COVID-19 yang diujicobakan secara acak mengalami kegagalan dalam uji klinis. Draf ringkasan ini disiarkan secara online di situs web Organisasi Kesehatan Dunia dan pertama kali dilaporkan oleh Financial Times, sebelum dihapus.
Ringkasan draf tersebut menyebutkan uji klinis yang dilakukan di China melibatkan 237 pasien dengan 158 obat pada 79 kelompok. Namun uji coba remdesivir dihentikan lebih awal pada 18 pasien, karena muncul efek samping.
Gilead Sciences, perusahaan di balik obat remdesivir, menolak memberikan alasan mengapa hasil uji klinis tersebut dihapus dari laman resmi WHO. Mereka beragumen data menunjukkan adanya potensi manfaat dari uji klinis tersebut.
"Kami meyakini hal ini termasuk karakterisasi studi yang tidak tepat. Uji klinis dihentikan lebih awal, karena tidak bermakna secara statistik. Dengan demikian hasil penelitian tidak dapat disimpulkan, meskipun tren dalam data menunjukkan manfaat potensial untuk remdesivir, terutama di antara pasien yang diobati pada awal penyakit," kata juru bicara Gilead, dilansir dari Channel News Asia, Jumat 24 April 2020.
Setelah satu bulan, 13,9 persen pasien yang menggunakan remdesivir meninggal dunia dibandingkan 12,8 persen pada kelompok kontrol. Secara statistik, perbedaan ini tidak signifikan. Ketika ditanya mengapa unggahan draf tersebut dihapus, WHO mengatakan bahwa sedang dilakukan peer review pada draf dan ada kesalahan pada unggahan pertamanya.
Studi ini bukan akhir dari penanganan COVID-19 dan ada beberapa uji coba skala besar dalam tahap lanjut yang harus segera dilakukan untuk memberikan gambaran yang jelas.
Remdesivir yang diberikan secara intravena merupakan salah satu obat pertama yang disarankan sebagai pengobatan untuk virus corona baru, dan karenanya memiliki harapan besar untuk digunakan untuk mengobati pasien positif terjangkit COVID-19.
Remdesivir sebelumnya juga gagal dalam uji coba terhadap Ebola. Antivirus ini termasuk dalam golongan obat yang bekerja pada virus secara langsung.