Corona COVID-19 Menjungkirbalikkan Perilaku Hubungan Internasional
- abc
- Dalam bukunya yang berjudul Discourse on Inequality, filsuf Eropa Jean-Jacques Rousseau, pada 1754 bercerita tentang dua pemburu yang memiliki pilihan untuk berburu rusa atau kelinci.
- Keduanya harus pulang dengan membawa hasil.
- Masalahnya, walau bernilai lebih besar, pilihan berburu rusa berisiko tinggi dan mengharuskan para pemburu untuk berkolaborasi, bahkan tanpa saling tahu langkah apa yang diambil pihak lainnya.
- Ini membuat si pemburu cenderung mengambil pilhan kedua: berburu kelinci sendiri-sendiri, dibanding percaya bahwa pemburu lain bersedia bekerja sama untuk berburu rusa.
"Saat ini, banyak aktor, baik perorangan, komunitas, maupun negara yang berlaku seperti pemburu kelinci dalam analogi itu," ujar Randy kepada Hellena Souisa dari ABC News.
"Kita cenderung merespon pandemi sendiri-sendiri," tambahnya.
Namun, Randy memaklumi keputusan banyak negara saat ini yang memilih bekerja sendiri dibanding bekerja sama.
"Saya melihat [tindakan] ini muncul karena informasi yang terbatas dan horizon kalkulasi strategis yang pendek," kata Randy.
Namun apakah aksi berburu kelinci ini akan berlanjut setelah pandemi usai sehingga mengubah secara drastis tatanan hubungan internasional, Randy juga tidak terlalu yakin.
"Pandemi ini adalah critical juncture. COVID-19 ini sebenarnya hadir dalam memberikan ruang perubahan dalam tatanan liberal yang selama ini didominasi Barat."
"Jadi [kondisi hubungan internasional] nanti sangat bergantung pada kekuatan siapa yang dominan di akhir masa pandemi ini," imbuhnya.
Masa depan hubungan Australia-Indonesia
Pandemi COVID-19 juga tanpa kecuali mempengaruhi hubungan bilateral Australia-Indonesia.
Jika Amerika Serikat sempat bersitegang dengan Jerman, Perancis, dan Kanada soal pasokan peralatan medis, penarikan sementara Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan, diwarnai masalah kepercayaan antara dua negara.
Duta Besar Australia, Gary Quinlan, berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta.
Supplied: Australian Embassy, Jakarta
Penarikan sementara tersebut diumumkan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) pada 9 April 2020 sebagai bentuk pencegahan penularan virus corona.
"Berdasarkan saran medis, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan AO, untuk sementara dipindahkan ke Australia. Duta Besar Quinlan akan terus mengawasi kegiatan kedutaan besar dari Australia," tulis Deplu Australia di laman resminya.