Logo ABC

Arief Budiman Kakak Soe Hok Gie Meninggal, Duka Sampai Luar Indonesia

Prof Vedi Hadiz (kiri) bersama Arief Budiman dan istrinya Leila Chairani Budiman di Melbourne bulan Januari 2019.
Prof Vedi Hadiz (kiri) bersama Arief Budiman dan istrinya Leila Chairani Budiman di Melbourne bulan Januari 2019.
Sumber :
  • abc

"Waktu itu Arief tidak suka berbicara dengan perempuan muda, jadi kami jarang sekali mengobrol, cuma saling menyapa saja." kata Dewi lagi.

Dewi Anggraini yang pernah menjadi koresponden majalah Tempo di Australia tersebut kemudian bertemu lagi dengan Arief Budiman dan keluarganya ketika mereka tinggal di Melbourne.

"Pertama ketemu di Australia waktu ada konferensi-konferensi di Melbourne dan Monash, kalau tidak salah. Lalu waktu dia diangkat menjadi professor di Melbourne Uni, mulai mengambil posisinya pada 1997 kami sering ketemu, dengan Leila (istrinya) juga tentunya." kata Dewi lagi.

Apa yang dikenang Dewi soal Arief Budiman dari sisi keilmuwanan?

"Tidak mudah memasukkan Arief Budiman dalam kotak, sisi, atau kategori. Dia melihat suatu situasi dengan intelek dan intuisinya"

"Arief adalah seorang intelektual yang paling tidak menonjolkan diri, dan tidak memandang rendah orang lain, meskipun mereka berbeda pandangan.""

"Orang yang segera teringat yang dapat saya bandingkan dengannya ialah Herbert Feith (ilmuwan Australia yang banyak melakukan penelitian mengenai Indonesia)." kata Dewi Anggraini.

Dalam dunia pergerakan mahasiswa Arief dikenal sebagai bagian dari Gerakan 66 yang menentang pemerintahan Soekarno di tahun 1960-an.