Muslim India Dituduh Pembawa COVID-19, Muncul Fitnah Corona Jihad
VIVA – Penyebaran wabah virus Corona COVID-19 di India berdampak besar bagi warga Muslim karena menjadi korban penyerangan fisik, verbal bahkan psikologis. Hal ini membuat pemerintah India menerapkan lockdown atau penguncian yang lebih ketat terhadap masyarakat.
Di beberapa bagian negara India, kekerasan terhadap warga Muslim meningkat lantaran mereka dituduh sebagai pembawa virus ke negara tersebut. Beberapa wilayah melarang warga Muslim untuk masuk. Sementara di tempat lain geng-geng pemuda berjaga di titik masuk desa untuk mencegah masuknya warga Muslim. Bahkan, pedagang Muslim juga dilarang untuk berjualan di jalanan.
Di berbagai platform media sosial, muncul hashtag dan unggahan mengandung konten islamofobia yang menuduh Muslim sengaja menyebarkan virus. Sebuah istilah baru “corona jihad” belakangan muncul untuk menggambarkan tuduhan ini. Berbagai video palsu yang memperlihatkan warga Muslim meludahi sayuran dan buah-buahan, menjilati piring-piring dan sengaja meludah di tempat umum juga kini sedang beredar luas.
Dilansir Al Jazeera, Senin 20 April 2020, semua tuduhan ini berawal setelah sejumlah besar orang yang menghadiri pertemuan Tablighi Jamaat di New Delhi, dan sebagian besar di antaranya positif terjangkit COVID-19. Banyak pendatang dari luar India yang menghadiri acara ini dan diduga bahwa mereka mungkin telah menyebarkan virus kepada masyarakat India.
Jamaah Tabligh disalahkan karena menyelenggarakan acara tersebut pada pertengahan Maret dan mengabaikan ancaman penyebaran virus. Tak lama setelahnya, laporan mulai bermunculan di berbagai bagian negara India yang menunjukkan bahwa jumlah kasus positif terbesar dapat ditelusuri kembali ke peristiwa tersebut.
Temuan ini menciptakan kesan bahwa kegiatan Tabligh Jamaat tersebut adalah penyebab utama penyebaran Corona COVID-19 di India. Karena sulit bagi banyak orang untuk membedakan antara Tabligh dan Muslim lainnya, maka semua warga Muslim di India sekarang dipandang sebagai pembawa virus sehingga dijauhi bahkan menjadi korban persekusi.
Baca juga: Tak Peduli Lockdown, Ratusan Ribu Orang Hadiri Permakaman Ulama