8 Hal yang Terjadi di Industri Wisata Dunia Saat Corona Berakhir

Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan, pada malam hari bertabur cahaya.
Sumber :
  • Dok. visitseoul.net

VIVA – Pandemi Corona COVID-19 kini tengah melanda seluruh dunia. Kegiatan manusia bergeser dari biasanya dan menciptakan berbagai rutinitas baru. Akibat Corona COVID-19, banyak industri yang terdampak cukup signidikan. Salah satunya adalah industri perjalanan pariwisata.

Intip Pesona Hotel di Bali ini yang Raih Penghargaan Hotel Berkelanjutan Terbaik

Akibat wabah Corona, tempat-tempat wisata, hotel dan restoran menjadi sepi pengunjung bahkan tutup. Namun para ahli dan praktisi percaya industri industri pariwisata akan bangkit kembali pascawabah berakhir.

"Orang-orang tidak berubah, karena mereka masih ingin pergi ke suatu tempat, tetapi mereka tentu akan jauh lebih berhati-hati," kata seorang Profesor Ekonomi dan Kepala penelitian di Departemen Pariwisata dan Perhotelan, Adam Blake dari Bournemouth University.

Rekomendasi Tempat Menginap untuk Staycation di Bali, Estetik dan Strategis!

Para analis mengatakan saat ini mereka tidak tahu kapan pandemi akan berakhir. Namun ketika krisis ini mulai membaik, para pelancong akan melihat penurunan harga yang membuat mereka mulai bergerak lagi.

Dikutip dari CNN International, berikut adalah 8 hal yang akan terjadi begitu industri pariwisata mulai pulih dari krisis saat ini:

1. Tiket Kapal Pesiar akan Sangat Murah
Seorang profesor bisnis di sekolah perhotelan Cornell Univeristy, Christopher Anderson mengatakan bahwa pelancong yang terbiasa bepergian dengan kapal pesiar akan melihat harga yang sangat rendah ketika pelayaran kembali dibuka.

Sukseskan Aquabike Jetski World Championship 2024, Bea Cukai Belawan Terima Penghargaan

"Tantangannya adalah ketika ingin menggaet pelanggan baru," kata Anderson.

Anderson menyarankan untuk mengatur ulang beberapa kapal yang sedang dalam pembangunan dengan kabin yang lebih besar dan sedikit kepadatan penumpang mungkin akan menjadi jalan untuk menarik penumpang baru. Perlu juga mengurangi layanan makan prasmanan dan lebih condong ke arah makan a la carte mungkin juga salah satu cara untuk meyakinkan wisatawan yang skeptis tentang perjalanan pelayaran.

2. Kebersihan Jadi Perhatian
"Kapal pesiar, penginapan atau hotel, semuanya akan mengubah cara mereka memonitor dan menjaga kebersihan lingkungan dan berkomunikasi dengan para tamu dalam meningkatkan tingkat kenyamanan," kata Anderson.

Jan Freltag, Wakil Presiden senior Lodging Insights mengatakan adanya langkah-langkah baru yang terlihat yang diperlukan untuk menunjukkan betapa bersihnya properti pariwisata.

"Apakah itu berarti terdapat hand sanitizer di mana-mana atau secara teratur menyemprotkan disinfektan," kata Freltag.

3. Harga Kamar Hotel Turun
Freltag mengatakan harga kamar hotel saat ini mengalami penurunan, bahkan di AS turun sebanyak 30 persen pada 21 Maret. Namun diyakini harga tersebut pasti akan naik kembali.

Freltag juga mengatakan bahwa dalam sejarah, di masa ketidakpastian seperti pada tahun 2001 setelah serangan 9/11 atau setelah akhir resesi pada 2009, dibutuhkan dua kali lebih lama untuk tarif kamar untuk pulih dari titik terendah.

4. Wisatawan Lebih Merasa Aman di Hotel

Anderson mengatakan bahwa terdapat keuntungan bagi hotel karena wisatawan akan lebih nyaman menginap di hotel ketimbang penginapan alternatif seperti Airbnb dan situs penginapan lainnya. Menurut Anderson properti seperti itu mungkin akan memiliki kendala dalam berkomunikasi dengan pelanggan dan dalam memberlakukan standar pembersihan yang ketat.

5. Pesawat Lebih Kosong dan Tiket Murah
"Maskapai harus terbang dengan bangku tengah yang kosong dan harga yang jauh lebih rendah dibanding pada musim panas lalu," kata Anderson.

Beberapa maskapai pada minggu lalu mengumumkan rencana untuk memotong layanan makanan dan minuman untuk memotong biaya dan mengurangi interaksi di atas pesawat.
Anderson juga mengatakan bahwa perjalanan bisnis akan meningkat pertama, kemudian disusul dengan perjalanan liburan domestik, sedangkan untuk perjalanan trans-oseanik cenderung menurun.

6. Perjalanan Bisnis Memulihkan Penerbangan
Sementara saat ini pertemuan bisnis banyak dilakukan secara virtual, Anderson mengharapkan pertemuan bisnis akan segera dilakukan secara langsung yang akan membantu memacu pemulihan maskapai penerbangan.

7. Pesan Tiket Pesawat Lebih Fleksibel
Saat ini banyak maskapai yang memberikan keringanan dan pemesanan ulang yang fleksibel dan memiliki berbagai kelonggaran terkait pembatalan dan biaya perubahan. Namun Anderson mengatakan ketika memasuki tahun 2021 maka ini akan kembali ke cara lama.

8. Overtourism dan Sustainable Tourism

Overtourism harus dihadapi dengan sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan adalah salah satu pembicaraan yang paling banyak dibicarakan sebelum penyebaran virus Corona.

Seorang travel broadcaster, Peter Greenberg mengatakan bahwa sekarang adalah kesempatan untuk mengatasi masalah yang menjadi perhatian utama dari sebelum virus Corona menyebar.

"Kita bisa kembali membicarakan hal ini dengan cara yang lebih bertanggung jawab dan etis ketika krisis ini berakhir," kata Peter Greenberg.

Baca juga: Updata Corona DKI 15 April 2020: 2447 Kasus, Lebih 10 Persen Meninggal?

Laporan: Dion Yudhantama

[dok. BKIP Kementerian Perhubungan]

Tekan Potensi Kecelakaan di Jalan Raya, Kemenhub Tertibkan Angkutan Umum dan Pariwisata

 Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, menggelar Sosialisasi Inspeksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (rampcheck).

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024