Keren, Korsel Masih Mampu Gelar Pemilu di Tengah Wabah Corona
- bbc
"Semuanya paham keseriusan situasi dan menunjukkan sikap warga negara yang dewasa dengan menyemangati para petugas pemilu, alih-alih mengeluh," kata kepala distrik Yongsan di Seoul, , Sung Jang-hyun, kepada BBC.
Pelantang suara dan baku sikut
Bagaimanapun, virus corona berdampak pada pelaksanaan kampanye.
Di Korsel, masa pemilu kerap ingar-bingar. Truk berisi pelantang suara meluncur di sekitar kawasan permukiman serta para politisi dan staf mereka berteriak-teriak.
Namun, tahun ini, kampanye dengan bermasker telah menggantikan pawai massal. Jabat tangan pun digantikan dengan baku sikut dan kepalan tangan.
Bahkan, suatu waktu, Dr Jung dari Pusat Pengendalian Penyakit Korea mendesak para politisi untuk "senyum dengan mata" saja.
Cara berkampanye di tengah pandemi Covid-19 tidak menghentikan mereka.
Seorang pembelot Korea Utara, Thae Yong-ho, berkampanye untuk menduduki kursi parlemen Korsel. Dia memutuskan membuat video rap. "Drop the beat" adalah kata-kata pembukanya.
Virus corona juga mengubah konten kampanye. Pada Januari lalu, tema kampanye didominasi oleh perlambatan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan perundingan yang mandek dengan Korut.