Dinilai Gagal Antisipasi Corona, Trump Hentikan Aliran Dana ke WHO
- bbc
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan telah memerintahkan jajarannya untuk menghentikan aliran dana ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang ditudingnya berbuat kesalahan sehingga menyebabkan banyak orang meninggal dunia akibat virus corona.
"Saya memerintahkan jajaran saya untuk menghentikan pendanaan selagi menyusun tinjauan terhadap peran Organisasi Kesehatan Dunia dalam salah kelola yang parah dan menutupi penyebaran virus corona," papar Trump dalam jumpa pers di Gedung Putih, Selasa 14 April 2020 waktu setempat.
"WHO gagal melakukan tugas dasar mereka dan harus dimintai pertanggungjawaban," lanjutnya.
Saat ini AS merupakan negara dengan kasus positif corona terbanyak di dunia, yaitu 602.989 kasus. AS juga mencatat angka kematian terbanyak di dunia, yaitu 25.575 orang.
Trump menuding WHO tidak bersikap obyektif sehingga menerima klaim China tanpa melakukan peninjauan.
"Jika saja WHO melakukan tugasnya dalam mengutus pakar-pakar kesehatan ke China untuk secara obyektif meninjau situasi di lapangan dan membeberkan kurangnya transparansi China, wabah ini bisa diatasi pada sumbernya dengan sedikit kematian," kata Trump.
"Ini akan menyelamatkan ribuan nyawa dan menghindari kerusakan ekonomi dunia," imbuhnya.
Trump menuding WHO terlalu percaya terhadap klaim pemerintah China.
"Kepercayaan WHO pada pernyataan China mungkin menyebabkan peningkatan 20 kali lipat di dunia dan mungkin lebih. Begitu banyak kematian disebabkan kesalahan mereka," tuding Trump.
Sebelumnya, Trump mengklaim bahwa WHO bersikap "China sentris" dalam menangani pandemi virus corona.
Namun, klaim itu ditepis Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Dia justru meminta semua pihak untuk "jangan mempolitisasi virus ini".
"Yang paling kuat seharusnya memimpin jalan dan mohon karantinakan politik COVID," papar Tedros, dalam pernyataan yang secara implisit merujuk Trump.
WHO mengandalkan baik dari negara-negara maupun pihak swasta sebagai sumber pendanaan. Pendanaan tersebut juga dibagi menjadi kontribusi wajib dan sukarela. Selama beberapa tahun terakhir, pendanaan sukarela terlihat semakin penting.
Pemerintah AS adalah kontributor dana sukarela terbesar, dari seluruh pendanaan yang diterima WHO pada 2019.
Perlu dicatat AS juga berutang pada WHO dalam hal kontribusi wajib. Data pada Maret 2020 menunjukkan AS masih berutang lebih dari US$99 juta (Rp1,5 triliun). Jumlah ini terbanyak dari negara manapun.
Di dalam negeri Amerika Serikat sendiri, pakar gugus tugas penanganan COVID-19 menyatakan Amerika Serikat "bisa menyelamatkan banyak nyawa" seandainya lebih awal menerapkan langkah-langkah untuk menghentikan COVID-19.
"Jika kita melakukannya sejak awal, untuk menutup semuanya, barangkali akan sedikit berbeda," kata Dr. Anthony Fauci, pakar dari gugus tugas penanganan virus corona di AS, kepada CNN.