Akankah Terjadi Ketimpangan Vaksinasi Corona Si Kaya dan Si Miskin?
- bbc
Tipis tapi menguntungkan
Vaksin bukanlah produk andalan utama industri farmasi yang secara global menghasilkan penjualan mencapai US$1,2 triliun atau Rp19,2 quadrilliun pada tahun 2018.
Sebagai perbandingan pada periode yang sama, penjualan vaksin di seluruh dunia bernilai US$40 miliar atau Rp640 triliun.
Getty Images
Vaksin menyumbang sebagian kecil pendapatan industri farmasi.
Disparitas semacam itu menunjukkan bagaimana bisnis pengembangan vaksin lebih berisiko ketimbang obat penyembuhan biasa.
Vaksin membutuhkan ongkos penelitian yang lebih tinggi. Uji cobanya pun harus memenuhi regulasi yang lebih ketat dan kompleks.
Badan kesehatan publik sekalipun, sebagai klien utama industri farmasi, membeli vaksin dalam harga yang lebih rendah daripada perusahaan swasta.
Ragam kondisi itu membuat vaksin tidak lebih menguntungkan ketimbang obat biasa, terutama vaksin yang hanya perlu didapat sekali seumur hidup.
Di AS, jumlah pabrik vaksin menurun dari 26 pada tahun 1967 menjadi hanya 5 pada 2004. Situasi ini terjadi karena banyak perusahaan mulai fokus pada tahap pengobatan ketimbang pencegahan.
Akan tetapi, banyak hal berubah. Berkat pendanaan yang diberikan sejumlah lembaga serta perorangan seperti pasangan jutawan Bill dan Melinda Gates yang menyumbang miliaran dolar AS untuk meningkatkan cakupan vaksin, angka permintaan vaksin terus meningkat.
Vaskin yang laris manis
Industri farmasi menikmati kesuksesan komersial dari inovasi seperti Prevenar, vaksin untuk melindungi anak dan orang dewasa dari bakteri penyebab pneumonia.
Tahun 2019 Pevenar adalah satu dari 10 obat paling laku di dunia. Merujuk jurnal ilmiah Nature, penjualan Prevenar mencapai Rp92 triliun tahun lalu.