Mengapa Menutup Sekolah Justru Dianggap Berbahaya Saat Wabah Corona
- abc
Jika tes virus Corona seorang siswa atau guru positif, penutupan sementara akan dilanjutkan untuk memungkinkan pelacakan kontak.
Yang jelas, hal terbaik yang dapat dilakukan orangtua adalah memastikan anak-anak mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun dan air, dan menjalankan langkah-langkah kebersihan yang baik.
"Menutup sekolah bisa berbahaya"
Saran lain yang menjadi pertimbangan para ahli adalah bahwa sebenarnya menutup sekolah bisa lebih berbahaya daripada tidak meliburkannya.
"Menurut saran ahli medis, tidak adanya siswa di sekolah sebenarnya dapat meningkatkan risiko penyebaran virus," kata Tehan.
Menurut CDC, itu karena anak-anak tanpa pengawasan mungkin akan bersosialisasi tanpa orang dewasa yang bisa melacak riwayat pertemuan mereka dengan orang lain.
"Penutupan yang lebih lama dapat membuat lebih banyak siswa berkumpul di luar sekolah [misalnya rumah siswa lain, pusat perbelanjaan], yang akan meningkatkan resiko bagi orang dewasa yang lebih tua atau mereka yang memiliki penyakit penyerta," tambahnya.
Robert Booy dari Centre for Research Excellence in Population Health mengatakan, ada temuan dari literatur ilmiah tentang penutupan sekolah dan epidemi.
Menurut tinjauan tersebut, menutup sekolah memiliki "manfaat yang samar-samar" dalam usaha penghentian transmisi virus.
"Jika Anda membawa anak-anak keluar dari sekolah, mereka kemudian berbaur dengan orang dewasa dan anak-anak lain di taman dan itu dapat membahayakan semua pihak," kata Profesor Booy.
Jika anak-anak tidak bersekolah, mereka masih perlu dijaga. Salah satu kemungkinannya adalah kakek nenek yang akan dipanggil untuk menjaga mereka.
Para manula adalah mereka yang paling rentan menderita gejala serius dan yang paling mungkin meninggal.
Profesor Booy mengatakan, jika anak-anak sakit, seharusnya mereka tidak dirawat oleh kakek-nenek mereka.