Menguak Isu Kudeta Raja Salman di Balik Penangkapan 2 Pangeran Arab

Raja Salman.
Sumber :

VIVA – Pihak berwenang di Arab Saudi dilaporkan telah menangkap dan menahan dua pangeran Kerajaan Arab. Kedua pangeran itu yakni adik kandung dan keponakan Raja Salman, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz dan Pangeran Mohammed bin Nayef.

Layanan Haji Sangat Memuaskan, Menag Yaqut: Diplomasi Baik Presiden Jokowi dan Raja Salman

Dalam penangkapan yang dilaporkan terjadi sebuah tempat di kamp gurun, petugas juga membawa  saudara dari Pangeran Mohammed bin Nayey bernama Nawaf.

Washington Post dalam pemberitaannya, Sabtu 7 Maret 2020 menyebutkan, kedua pangeran itu ditangkap atas perintah dari Pangeran Mahkota, Mohammed bin Salman atau MBS.

Bertemu Menag, Imam Masjid Nabawi Bawa Pesan dari Raja Salman

Kedua pangeran itu ditangkap dengan tuduhan telah berkhianat pada kerajaan dan berencana merebut tahta raja dari tangan Raja Salman.

Penangkapan dua pangeran itu langsung menjadi sorotan dunia. Sebab, sebelumnya tak pernah terprediksi MBS bakal melakukan aksi penangkapan itu terhadap saudaranya sendiri.

MBS Dituduh Palsukan Tanda Tangan Raja Salman untuk Sahkan Perang Yaman

Mohammed bin Nayef

Meski sejauh ini Pemerintah Arab belum mengumumkan dasar dari penangkapan kedua pangeran itu. Namun, diduga kuat MBS sedang dilanda ketakutan akan terjadi kudeta merebut tahta raja, sebab kondisi Arab Saudi dalam kondisi kurang stabil.

Saat ini Arab sedang diterpa berbagai masalah, mulai dari ancaman serangan Virus Corona alais COVID-19 hingga penurunan harga minyak yang mencapai titik terburuk sejak 12 tahun terakhir, saat ini harga minyak merosot lebih dari 9 persen.

Menurut kepala Timur Tengah dan Afrika Utara pada konsultasi Grup Eurasia, Ayham Kamel dalam kondisi itu diduga muncul ketakutan bakal terjadi kudeta.

Raja Salman di Kerajaan Arab

"Tantangan kepemimpinan Saudi telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Hal itu membuat keluarga kerajaan lebih sensitif terhadap risiko kudeta," ujarnya seperti dilansir Bloomberg.

Selain itu, Pengadilan Kerajaan Arab Saudi sempat menyatakan bahwa Pangeran Ahmed dan Pangeran Mohammed bin Nayef telah merencanakan kudeta.

Belum lagi Rusia juga baru saja menolak permintaan Arab Saudi untuk memangkas produksi dan menopang harga. Dan tingkat kepercayaan publik mulai menurun usai terjadi perang dengan Yaman.

Baca: Dituduh Khianat Rebut Tahta Raja, 2 Pangeran Kerajaan Arab Ditangkap

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya