Jerman Dinilai Tak Berbuat Banyak dalam Atasi Islamofobia di Negaranya
- dw
Schäuble mengatakan bahwa kejahatan semacam itu "tidak terjadi dalam begitu saja" melainkan terjadi dalam "iklim sosial yang beracun, yang dipicu oleh kebencian terhadap 'sesuatu yang berbeda' - dan teori konspirasi yang paling tidak masuk akal."
Kaum minoritas telah digambarkan sedemikian rupa dengan citra yang buruk, kata Schäuble, sehingga ujaran kebencian - dan bahkan pembunuhan - "disambut meriah di jejaring media sosial."
Dia juga membahas topik Islamofobia. "Tidak ada yang bisa membenarkan tindakan meremehkan, merendahkan, menganiaya, menyerang orang lain berdasarkan asal-usul ataupun kepercayaan mereka," kata Schäuble. Ia menambahkan bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap imigrasi dan perubahan sosial perlu ditanggapi dengan serius.
Serangan di Hanau yang terletak dekat kota Frankfurt berakhir ketika sang pelaku bunuh diri. Usai membantai orang-orang, pelaku yang adalah pria Jerman berusia 43 tahun kembali ke rumah, membunuh ibunya, sebelum akhirnya menembak diri sendiri.
Ribuan orang telah lancarkan protes atas kekerasan sayap kanan setelah serangan di Hanau. Banyak yang menuduh partai ekstrem kanan Alternative für Deutschland, AfD, telah memicu kebencian. AfD menduduki 91 dari 709 kursi di Majelis Rendah Parlemen Jerman.
Sebuah upacara peringatan bagi para korban juga digelar pada hari Rabu (04/03) dan dihadiri oleh Kanselir Jerman Angela Merkel serta Presiden Frank-Walter Steinmeier.
ae/rap