Logo ABC

Perkasanya Para Perempuan Indonesia Bekerja di Pertambangan Australia

Marlyn mengatakan pentingnya memahami budaya kerja di Australia untuk kemudian segera beradaptasi.
Marlyn mengatakan pentingnya memahami budaya kerja di Australia untuk kemudian segera beradaptasi.
Sumber :
  • abc

Tinggal di sebuah "camp" saat berada di lokasi tambang menjadi salah satu hal yang paling dinikmati oleh Yulia Hadi.

Meski kadang ia merasa tinggal di "sebuah penjara", karena letaknya yang jauh di pedalaman, dengan rutinitas yang hanya "kerja, makan, tidur" setiap harinya.

"Saya harus bangun jam 4:30 setiap paginya, mulai kerja jam 5:30 pagi dan kita bekerja selama 12 jam setiap hari selama dua minggu," katanya.

Yulia sudah bekerja di industri tambang Australia selama 10 tahun, dengan posisi terakhirnya adalah sebagai "Trade Assistant" dan "All Rounder" di kawasan Pilbara, Australia Barat.

Ia masih ingat saat pertama kali bekerja di pertambangan Australia.

"Saya deg-degan, merasa tidak nyaman, karena saya satu-satunya perempuan Asia yang kerja di perusahaan itu," ujar perempuan berusia 37 tahun ini.

"Tapi saya punya tujuan, saya melakukan ini untuk keluarga karena saya adalah tulang punggung mereka, jadi saya paksa untuk bisa mampu dan secara mental siap."

Lahir dan besar di Balikpapan, Kalimantan Timur, Yulia mengatakan ayahnya juga pernah bekerja di perusahaan tambang batu bara sebagai pengendara truk.

Yulia Hadi Pernah Ikut Kontes Kecantikan Yulia Hadi Pernah Ikut Kontes Kecantikan

Yulia Hadi Pernah Ikut Kontes Kecantikan

Koleksi pribadi

Di tahun 2018, Yulia Hadi, terpilih menjadi salah satu finalis "kontes kecantikan" Mrs Australia Globe.

"Suatu hari saya bilang ke ayah, "saya ingin mengendarainya". Saya enggak tahu, tapi saya senang mengerjakan hal-hal yang maskulin sejak kecil."