Perkasanya Para Perempuan Indonesia Bekerja di Pertambangan Australia
- abc
"Belakangan saya menyadari meski teman-teman kerja pria terlihat kasar atau banyak menggunakan kata-kata kasar, tapi dalam hatinya mereka sangat baik dan peduli dengan rekan kerja perempuannya," ujar Marlyn.
"Saya hanya perlu memahami budaya kerja mereka, kemudian tidak memposisikan diri saya bukan sebagai seorang puteri, tapi pejuang."
Memiliki kepercayaan diri adalah salah satu kunci untuk bisa bertahan di industri yang didominasi para pria, seperti pertambangan, tambahnya.
Bagi Marlyn, kecantikan adalah cara pandang kita terhadap diri sendiri, bukan menurut orang lain.
Koleksi pribadi
"Mungkin mereka mengecilkan atau mempertanyakan kemampuan kita, tapi kita harus tunjukkan pada mereka, "saya tahu apa yang saya lakukan"," ujar perempuan berusia 41 tahun tersebut.
Menurutnya kepercayaan diri kini telah menjadi masalah bagi banyak perempuan muda, karena mereka sering membandingkannya dengan orang lain, termasuk untuk mendefinisikan arti kecantikan.
Seringkali yang disebut cantik adalah perempuan berkulit putih, bermata biru, berambut pirang, atau terlihat seperti perempuan-perempuan yang ada di majalah-majalah fashion.
"Jika kita ingin seperti mereka, lalu kapan kita bisa menjadi diri sendiri? ujar Marlyn kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
"Kecantikan bagi saya adalah cara pandang terhadap diri sendiri, bukan menurut apa yang orang lain pikirkan tentang kita," tambahnya.
"Kecantikan adalah di hati, bukan dinilai dari wajah."
Berurusan dengan rekan-rekan kerja pria, khususnya di industri pertambangan, tentunya bukan hal mudah, karenanya Marlyn mengatakan butuh "strategi yang lebih cerdas".
"Kebanyakan pria memiliki ego yang lebih besar, jadi kita tidak bisa memberitahu langsung apa yang harus mereka kerjakan, harus menemukan caranya," ujar yang berstatus sebagai seorang istri.