Joe Biden Melaju Pesat Mengejutkan, Siap Hadapi Donald Trump

Wakil Presiden Jusuf Kalla & Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden
Sumber :
  • Antara/ Saptono

VIVA – Kemenangan Joe Biden pada Super Tuesday atau ajang pemilihan capres Partai Demokrat
Amerika Serikat (AS) 2020 mengejutkan banyak pihak. Joe Biden berhasil mencatatkan kemenangan besar di 9 negara bagian.

Parlemen AS Desak Pemerintahan Joe Biden Setop Kirim Senjata ke Israel

Diberitakan Aljazeera, kemenangan Biden tak lain berkat para pemilih yang disebut sebagai the late deciders. Istilah ini merujuk kepada calon pemilih yang dianggap masih belum memastikan dengan matang siapa lawan yang pantas untuk Donald Trump pada Pemilu November nanti. Kalangan ini mirip dengan swinging voters.

The late deciders oleh karena itu ibarat membantu Biden memenangkan Massachusetts, Minnesota, Carolina Utara, Texas dan Virginia serta beberapa negara bagian lainnya. Bahkan di Virginia, dimana hampir dari setengah pemilih di sana adalah mereka para the last deciders, Biden berhasil memenangkan dua per tiga suara. 

Dicap Munafik, Ini Alasan Joe Biden Ampuni Putranya Hunter yang Terjerat Kasus Pidana

Sementara menurut survei yang dilakukan salah satu media massa besar di 8 negara bagian, hampir setengahnya mereka bisa disebut the late deciders.

Biden mendapat suara dari kalangan konservatif dan moderat termasuk pemilih yang berusia lebih dari 45 tahun dan orang-orang Afrika-Amerika. Di banyak negara bagian, ia berhasil memenangkan suara pemilih wanita dan mahasiswa. Ia juga diperkirakan merebut hati pemilih dari kalangan orang yang pergi ke gereja setidaknya satu bulan sekali.

Jelang Lengser, Presiden AS Biden Ampuni Putranya Hunter di Kasus Senjata Api dan Pajak

Biden juga berhasil menunjukkan identiknya dia dengan Barrack Obama. Di Carolina Utara misalnya, sekitar setengah dari pemilih di sana menginginkan sosok Presiden yang akan mengembalikan politik ke era pra-Trump yakni periode Obama yang berasal dari Partai Demokrat. Diketahui Joe Biden merupakan Wakil Presiden era Barrack Obama. Tak ayal, Biden pun memenangkan mayoritas kelompok ini.

Namun sedikit keraguan mengenai kedekatan Biden dengan pemilih Afro-Amerika. Hal itu sedikit terjawab dengan Biden memenangkan suara di Alabama, di mana mayoritas penduduk adalah Afrika-Amerika.

Meskipun mengalami kekalahan di California, masih ada tanda-tanda positif untuk Biden. Dari para pemilih yang memilih kandidat mereka dalam 3 hari terakhir, Biden memiliki beberapa keuntungan. Biden juga memiliki daya tarik di tempat-tempat yang penting seperti Virginia. Virginia disebut-sebut akan menjadi medan pertempuran utama pada November nanti. Biden berhasil memenangkan lebih dari separuh pemilih yang mengatakan memilih Partai Republik pada 2016 silam.

Atas kemenangan Biden dari Bernie Sanders, kandidat dari Demokrat itu juga muncul kembali potensi ancaman akankah pemilih Sanders memilih Biden atau malah tinggal di rumah dan golput pada hari pemilihan nantinya. Diketahui hal senada pernah terjadi pada saat Hillary Clinton dan Donald Trump berlaga di Pemilu lalu. Sebagian pemilih Sanders yang diungguli Clinton dari partainya tersebut malah memilih tak memberikan suara. Hal ini dinilai menjadi salah satu faktor kemenangan Trump kemudian.

Sementara konglomerat Mike Bloomberg yang awalnya merupakan rival Joe Biden pada akhirnya memilih untuk mendukung Biden maju melawan petahana Presiden AS Donald Trump. Bloomberg dicatat memiliki kekayaan hingga US$65 miliar dan dukungannya terhadap Biden akan sangat berpengaruh besar dalam hal infrastruktur kampanye pemilu dilansir laman CNN Amerika.


Laporan: Dion Yudhantama

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya