Kemarahan Besar Erdogan Melihat Pembantaian Umat Muslim di India

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Sumber :
  • Daily Sabah

VIVA – Presiden Turki Recep Tayyip langsung meradang saat mengetahui kabar pembantaian berdarah yang dialami warga muslim di India, beberapa hari lalu. Maklum, Erdogan selama ini dikenal sebagai simbol kebangkitan negara Islam. 

Wali Kota: London Menunjukkan Persatuan yang Kuat melawan Rasisme dan Islamofobia

"India saat ini menjadi negara dimana pembantaian telah meluas. Pembantaian apa? pembantaian muslim. Oleh siapa? Hindu," kata Erdogan di Ankara seperti dilansir Middle East Monitor, Jumat 28 Februari 2020.

India memang tengah menjadi sorotan dunia setelah meletus kerusuhan berdarah di New Delhi yang menewaskan puluhan korban jiwa tak berdosa. Data terakhir korban meninggal mencapai lebih dari 42 orang. Korban luka mencapai ratusan.

Bocah 12 Tahun Termuda yang Didakwa terkait Kerusuhan Ekstrem Kanan di Inggris

Baca juga: Pecah Kerusuhan, Bendera Hanoman Dikibarkan di Menara Masjid

Kerusuhan yang meletus di New Delhi dipicu dengan pro-kontra UU Kewarganegaraan yang antimuslim. Dan ini menjadi kerusuhan berlatar belakang agama yang terburuk setelah tahun 2002 dimana saat itu lebih dari 1.000 orang meninggal.

Gelombang Protes di Inggris Berlanjut, Toko-toko Tutup Lebih Awal

Aksi keji di New Delhi tersebut juga mendapat reaksi keras di Indonesia. Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi prihatin dan mengecam keras peristiwa kekerasan atas nama agama tersebut. Menag mengimbau agar umat beragama di India tidak merusak nilai kemanusiaan atas nama agama. 

Sedangakn Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU meminta pemerintah India melakukan langkah-langkah yang strategis untuk segera mendamaikan masalah-masalah di dalam negerinya terkait bentrokan antara Muslim dan kaum Hindu garis keras yang merupakan mayoritas.

Ilustrasi Kelas Menengah di Indonesia

Media Asing Peringatkan Potensi Indonesia Senasib dengan Chili Gegara Kelas Menengah Terus Merosot

Indonesia sedang diuji dengan menyusutnya kelas menengah yang jadi sorotan media asal Singapura karena dinilai berpotensi memiliki nasib buruk seperti Chili.

img_title
VIVA.co.id
10 September 2024