Uighur China: Ditahan Gara-gara Janggut, Jilbab dan Internet
- bbc
Pada baris 179, 315, dan 345 ada serangkaian penilaian terhadap seorang pria berusia 65 tahun, Yusup.
Catatannya menunjukkan bahwa kedua putrinya "memakai jilbab dan burka pada 2014 dan 2015", putranya punya kedekatan dengan politik Islam, dan keluarganya punya "sentimen anti-Han yang jelas".
Kesimpulan untuk Yusup adalah dia harus "melanjutkan pelatihan"—satu dari sekian banyak contoh orang yang dimasukkan ke kamp bukan karena tindakannya dan pandangannya, tapi karena keluarga mereka.
Informasi yang dihimpun oleh tim-tim desa juga dikirim ke sistem data Xinjiang, yaitu Integrated Joint Operations Platform (IJOP).
IJOP berisi berbagai catatan pengawasan dan penertiban di Xinjiang, diambil dari jaringan luas kamera serta perangkat mata-mata pada ponsel yang harus diunduh setiap warga.
IJOP, menurut Dr Zenz, dapat menggunakan kecerdasan buatannya (AI) untuk menyilangkan lapisan-lapisan data, kemudian mengirim notifikasi ke tim-tim desa yang akan menyelidiki individu tertentu.
Adrian Zenz telah menganalisa dokumen yang disebut Karakax List. - BBC
Pria yang kedapatan "secara tidak sengaja membuka laman asing" amat mungkin dimasukkan ke dalam kamp lantaran kerja IJOP.
Kendati demikian, tidak diperlukan teknologi canggih dalam banyak kasus, lantaran ada sejumlah orang ditangkap dengan alasan "tidak dapat dipercaya" dalam dokumen. Istilah itu dipakai sebagai satu-satunya alasan untuk menjebloskan 88 individu ke dalam kamp.
Dr Zenz menilai konsep itu adalah bukti bahwa sistem tersebut dirancang bukan terhadap mereka yang telah melakukan kejahatan, melainkan untuk seluruh lapisan masyarakat yang dipandang berpotensi mencurigakan.
Banyak kasus individu di dalam Karakax List yang alasan penahanannya gabungan perihal agama, paspor, keluarga, punya kontak di luar negeri, atau sekadar tidak dapat dipercaya.
Alasan yang paling sering dipakai untuk menahan orang adalah pelanggaran undang-undang keluarga berencana China.
Dari pandangan aparat China tampaknya punya terlalu banyak anak adalah tanda paling jelas bahwa masyarakat Uighur menempatkan kesetiaan mereka pada budaya dan tradisi lebih utama ketimbang kepatuhan pada negara sekuler.