Valentine Day Tak Lagi 'Haram' di Arab Saudi, Berkat Seorang Sheikh
- Pexels/rawpixel.com
VIVA – Valentine Day yang jatuh setiap tanggal 14 Februari akan kembali dirayakan di seluruh belahan dunia. Termasuk oleh warga Arab Saudi yang selama ini dikenal melarang perayaan Valentine Day. Valentine Day di tahun 2020 kali ini menjadi tahun yang kedua bagi warga Arab Saudi.
Layaknya perayaan Valentine Day di beberapa negara, perayaan di Arab Saudi juga terbilang meriah dan mewah. Bunga mawar merah dan cokelat masih menjadi dua bagian penting bagi warga Arab Saudi untuk mengungkapkan kasih sayangnya pada keluarga, pacar hingga teman.
Pemandangan yang sangat jauh berbeda pada tiga tahun silam sebelum larangan perayaan Valentine Day ini dihapus. Sebelumnya, perayaan Valentine Day di Arab Saudi memang dianggap haram bahkan bagi yang melanggarnya akan ditangkap dan dipenjara.
Penghapusan larangan Valentine Day di Arab Saudi tak lepas dari peran mantan presiden CPVPV (Komisi Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan) Sheikh Ahmed Qasim Al-Ghamdi. Ia mengatakan perayaan Valentine Day tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Menurutnya, mengungkapkan rasa sayang dan cinta adalah universal, tak ada batasan muslim atau non muslim. Pernyataan ini yang akhirnya membuat pemerintah Arab Saudi secara resmi mencabut larangan 'haram' bagi warganya untuk merayakan Valentine Day terhitung dari tahun 2018 silam.
"Ada banyak hal yang mendunia dimana hal tersebut menjadi hal yang menarik di kalangan komunitas non-muslim dan juga menjadi hal yang biasa di komunitas muslim karena popularitasnya. Nabi juga kerap bersinggungan dengan tradisi non-muslim," kata Sheikh Ahmed Qasim Al-Ghamdi dilansir Arab News.
Penghapusan larangan perayaan Valentine Day tentu mengubah wajah kehidupan orang-oran Arab Saudi. Sejak itu, aksi tukar kado atau sekedar memberikan bunga mawar merah, cokelat atau barang-barang tertentu menjadi tradisi yang mulai biasa ditemukan di Arab Saudi saat menyambut Valentine Day.