Tangis Histeris Perawat Wuhan, Frustasi Tangani Pasien Virus Corona

Para tenaga medis di Wuhan, China, yang siap menolong pasien virus corona.
Sumber :
  • Twitter/@badiucao

VIVA – Wabah virus corona di Wuhan, China, yang kini sudah menewaskan lebih dari 40 orang telah menimbulkan kepanikan di seluruh dunia. Korban terus berjatuhan dan kasus baru selalu saja muncul.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Pemerintah China juga sudah menutup 13 kota di Provinsi Hubei, termasuk Wuhan, di mana virus itu pertama kali ditemukan. Warga pun semakin terkepung rasa ketakutan, ditambah kondisi kota yang semakin mirip kota hantu.

Wabah yang kian mengerikan itu juga tak hanya membuat panik dan cemas warga, tapi juga para tenaga medis yang bekerja tak kenal lelah menolong para pasien yang terinfeksi. Kini, ramai beredar video di media sosial yang memperlihatkan para tenaga medis menjerit dan menangis histeris di tengah suasana mencekam ancaman virus corona.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Lewat beberapa video yang diunggah di akun Twitter seorang seniman China @badiucao, terlihat perawat menangis dan berteriak emosi karena dilanda frustasi.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

"Apa yang kau lakukan? Aku ingin pulang... bekerja empat shift sehari! Bawa pasien-pasien itu pergi...," demikian keterangan unggahan itu yang merupakan terjemahan dari teriakan tenaga kesehatan pria.

Seorang tenaga medis lainnya datang menghampiri dan mencoba menenangkan, namun keduanya justru berakhir dengan perdebatan. Nampaknya sang tenaga medis sudah kewalahan dan kelelahan menangani banyaknya pasien yang berdatangan ke rumah sakit.

Di video kedua menunjukkan seorang perawat wanita menangis histeris di sebuah ruangan. Ia berteriak diselingi isak tangis sementara beberapa perawat lain mencoba menenangkan. Di ruang itu juga terlihat perawat lain yang tak bisa menahan kesedihan meski mencoba untuk tetap menjalankan tugas.

Video lainnya menunjukkan seorang perawat yang menangis tersedu-sedu. Dalam keterangan video @badiucau menulis bahwa perawat itu frustasi karena tekanan harus melawan virus corona Wuhan tanpa henti setelah kota tersebut dikarantina.

"Dia mengatakan jika kita istirahat, maka kita dianggap sebagai pengkhianat, aku bekerja nonsetop setiap hari. Hanya kematian yang menungguku di sini," demikian keterangan yang ditulis @badiucao dalam unggahannya.

Melihat betapa pilunya perjuangan dan tekanan yang dihadapi para pekerja medis ini, para warganet pun tak bisa menyampaikan hal lain selain kata-kata dukungan dan doa. Menurut balasan @badiucao kepada salah satu komentar warganet yang meminta para tenaga kesehatan itu pulang dan beristirahat, di sana tak ada lagi petugas medis lain karena kota sudah ditutup.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya