Amerika Tahu Boeing Milik Lion Air Berpotensi Jatuh
- ANTARA FOTO/David Muharmansyah
Badan Penerbangan Federal AS (FAA) memperbolehkan pesawat Boeing 737 Max untuk tetap terbang meski mengetahui terdapat risiko terjadinya kembali kecelakaan.
Analisis yang dilakukan setelah kecelakaan pertama yang menimpa maskapai Lion Air di Indonesia tahun lalu memperkirakan kemungkinan terjadinya 15 kecelakaan selama masa pakai pesawat jika perubahan desain tidak dilakukan.
Meski demikian, FAA tidak menghentikan pengoperasian pesawat Max hingga kecelakaan kedua terjadi lima bulan berselang.
Kepala FAA Steve Dickson, yang menjabat sejak Agustus lalu, mengatakan bahwa keputusan itu merupakan sebuah kesalahan.
Hasil penilaian risiko FAA diungkap dalam sidang Kongres AS, pada Rabu (11/12). Anggota Kongres AS tengah menyelidiki Boeing menyusul kecelakaan 737 Max di Indonesia pada Oktober 2018, dan Ethiopia pada bulan Maret lalu. Kedua insiden tersebut menewaskan 346 orang.
Para pejabat keamanan penerbangan yang menginvestigasi kedua kecelakaan itu telah mengidentifikasi sistem kontrol otomatis 737 Max 8, yang bernama MCAS, sebagai faktor penyebab kecelakaan.
Boeing mengatakan bahwa sistem yang mengandalkan sensor tunggal itu menerima data yang salah, yang membuatnya mengesampingkan kendali pilot dan mendorong pesawat ke bawah.
Semua penumpang dan awak Boeing 737 Max yang berjumlah 189 orang tewas ketika pesawat jatuh ke Laut Jawa 13 menit setelah tinggal landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada 2018 - EPA