Laser Star Wars Militer AS Bisa Tembak Jatuh Drone hingga Rudal Musuh

Sistem persenjataan laser milik AS.
Sumber :

VIVA – Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) berencana mengembangkan kendaraan yang dilengkapi senjata laser layaknya film Star Wars.

Indonesia di Atas AS dan Rusia dalam Hal Ini

Senjata ini menargetkan bisa menembak jatuh pesawat nirawak atau drone, helikopter hingga rudal musuh dalam tiga tahun ke depan. Senjata laser Star Wars ini akan bisa dilihat pada 2022.

"Sekarang waktunya untuk mengarahkan senjata ini ke medan perang. Angkatan darat perlu (senjata) laser untuk modernisasi," kata Director of Hypersonic, Energy, Space, and Rapid Acquisition, Neil Thurgood, dikutip dari situs Metro, Senin, 11 November 2019.

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Ia mengaku bahwa rencana ini bukan lagi masuk dalam tahap penelitian, tetapi sudah merupakan rencana strategis mereka dan dianggap sudah ada di jalan yang tepat.

Laser bertenaga tinggi ini akan dipasang di kendaraan Stryker, yang bergerak dengan kecepatan cahaya dan akan membuat drone dan helikopter musuh meleleh.

Badan Perdagangan dan Pembangunan AS Bangun Pusat Komando di IKN Nusantara, Ini Tujuannya

"Tapi kami akui juga, meski punya kekuatan berdaya hancur, senjata ini bisa menghabiskan energi yang tinggi," jelasnya. Sebab, setiap tembakan membutuhkan 50 kilowatt, atau setara dengan daya di tiga rumah.

Sebenarnya, rencana penggunaan senjata laser sudah dikembangkan selama beberapa tahun terakhir. Alasannya karena ukuran drone yang kecil dan gesit sehingga sulit dikalahkan dengan senjata konvensional.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, Rusia dan China telah menciptakan senjata laser yang mengancam satelit AS di luar angkasa. Senjata laser ini mampu merusak satelit-satelit AS di luar angkasa.

Departemen Pertahanan AS atau Pentagon dalam laporannya yang bertajuk Challenges to Security in Space menjelaskan, China, Rusia, Iran, dan Korea Utara tengah mengembangkan kemampuannya untuk mengancam posisi yang selama ini dipegang AS.

"China dan Rusia khususnya, sedang mengembangkan berbagai cara untuk mengeksploitasi ketergantungan AS terhadap sistem berbasis ruang dan menantang posisi AS di luar angkasa," ujar laporan Pentagon tersebut.

Negeri Tirai Bambu juga kemungkinan telah memiliki kemampuan terbatas untuk menggunakan sistem laser terhadap sensor satelit. Adapun Rusia dilaporkan telah mengirimkan senjata laser ke Pasukan Ruang Angkasa sebelum Juli 2018, yang kemungkinan untuk misi anti-satelit.

Rusia juga mengembangkan sistem senjata laser udara (anti-satelit) untuk digunakan terhadap sensor pertahanan rudal berbasis ruang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya