Bagaimana Rusia Jadi 'Makelar' Kekuasaan di Timur Tengah
- bbc
Di bawah Komunisme, Rusia mengenal perencanaan pembangunan lima tahunan untuk mengejar kemajuan ekonomi.
Kini di bawah Vladimir Putin, perencanaan semacam itu sudah berbeda. Dalam lima tahun, Kremlin sudah memperluas pengaruh geopolitik Rusia.
Pada tahun 2014, Rusia mencaplok wilayah Krimea, kemudian melakukan campur tangan militer di wilayah Ukraina timur. Negara-negara Barat menghantam Moskow dengan berbagai sanksi, membuat Rusia bagai negara yang terisolasi.
Pemimpin-pemimpin negara Barat megkritik Putin dengan keyakinan bahwa tekanan akan mengubah perilaku politik presiden Rusia itu.
Presiden Amerika Serikat ketika itu Barrack Obama tidak mengakui Rusia sebagai "kekuatan regional". Dari posisi Rusia sebagai salah satu negara adi kuasa, pengucilan seperti itu bisa terasa menyakitkan.
Di tahun 2019, keadaannya berbeda. Kini Rusia sedang menjalankan pengaruh global. Rusia ikut campur tangan dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat, berpihak kepada Donald Trump - menurut data dinas intelijen AS.
Mereka juga sedang memperbesar peran politik di Afrika dan Amerika Latin, serta memanfaatkan perpecahan politik di Eropa.
Makelar di Timur Tengah
Di Timur Tengah, perubahan peran Rusia begitu mencolok. Empat tahun sesudah Moskow melancarkan operasi militer di Suriah, Rusia menggantikan peran Amerika sebagai pemain utama dan makelar kekuasaan di wilayah itu.