Logo BBC

Nasib Tragis Remaja Jepang di AS, Ditembak Tanpa Alasan hingga Tewas

Ilustrasi aksi penembakan.
Ilustrasi aksi penembakan.
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

"Yoshi sangat bersemangat menghadiri pesta dan saya rasa dia tidak sadar bahwa Peairs memegang senjata. Mungkin dia kira itu perlengkapan Halloween," kata Webb.

"Dia melangkah dengan ringan sambil bernyanyi, dengan cara yang sangat riuh, `Kami di sini untuk pesta! Kami di sini untuk pesta!` - ia terlihat bahagia," tutur Webb.

Peairs kemudian berteriak, "Jangan bergerak!" Tapi Yoshi terlihat tak memahaminya dan terus berjalan mendekati pria itu.

Peairs menembakkan pistolnya satu kali ke arah dada Yoshi, lalu membanting dan menutup pintu.

"Terjadi insiden yang sangat parah`

Di sisi kota yang lain, Holley dan Dick baru saja meninggalkan bioksop setelah menonton film The Last of Mohicans.

"Saya berkata kepada Dick saat kami beranjak keluar bioskop, `Beruntung negara ini tidak lagi diwarnai beragam kekerasan seperti masa lampau`," kata Holley.

Ketika mereka berjalan kaki keluar bioskop, pager milik Holley bergetar. Ia lalu mengontak nomor yang tertera.

Ternyata nomor itu terhubung ke seorang polisi. Sang polisi menyebut Webb dalam keadaan baik-baik saja, tapi Yoshi, yang ia sebut dengan susah payah, mengalami hal sebaliknya.

Holley berkata, mereka ingin bertemu polisi itu di rumah sakit. Tapi sang polisi justru berkata, "Itu tidak perlu."

Holley dan Dick bergegas ke kantor polisi dan menjumpai Webb yang duduk sendirian. Webb tak mengetahui kondisi Yoshi yang dilarikan mobil ambulans.

Orang tua Webb memecah ketidaktahuannya. "Kata-kata pertama yang keluar dari mulut Webb adalah, `Ibunya yang malang`," kata Dick.

"Itulah awal dari seluruh kisah yang menghancurkan kehidupan Yoshi," ujarnya.

Orang tua Yoshi mendapatkan informasi kejadian itu dari seorang pekerja di organisasi pertukaran pelajar. Ibunda Yoshi, Mieko, lalu datang ke kamar masa kecil anaknya. Ia menangis.

`Salah satu tetangga Anda`

Dua hari setelah pembunuhan itu, keluarga Hattori terbang ke New Orleans. "Saya takut. Saya seharusnya merawat anak itu, tapi dia tewas," kata Holley.

Namun perhatian yang ditunjukkan keluarga Hattori justru diarahkan kepada keselamatan keluarga Haymaker.

"Kalimat yang keluar dari ibu Yoshi adalah, `Bagaimana keadaan Webb?`," kata Holley.