Karpet Merah Arab Saudi untuk Rusia
- bbc
Walau Presiden Trump telah melobi para petinggi Saudi demi membina hubungan baik antara kedua negara, mereka risau dengan perilakunya yang tak terduga dan pendekatannya yang `nyentrik`.
Pekan ini, Duta Besar Saudi untuk Inggris, Pangeran Khalid Bin Bandar, menyebut serangan Turki ke Suriah bagian utara (yang dipicu oleh keputusan Trump menarik mundur pasukan AS di sana) sebagai "bencana".
Ketika ditanya mengenai hangatnya hubungan Riyadh dan Moskow, sang pangeran menjawab bahwa "Rusia sering kali memahami Timur lebih baik ketimbang yang dilakukan Barat".
Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mendapat sokongan Rusia sejak perang sipil dimulai di negara itu. - AFP/Getty
Perang sipil di Suriah telah berlangsung selama delapan tahun dan Rusia senantiasa menyokong rezim Bashar al-Assad dengan memasok perangkat senjata termutakhir sekaligus mempertahankan pangkalan militer Rusia di sana.
AS di bawah Presiden Trump, di sisi lain, tampak sedang bersiap angkat kaki meskipun sempat menambah jumlah pasukan untuk memperkuat pertahanan udara Saudi setelah peralatan yang dijual ke negara itu gagal mencegah serangan ke fasilitas minyak pada 14 September.
Intinya, Saudi dan sekutu-sekutunya di Teluk berupaya meluaskan kemitraan mereka agar tidak terlalu bergantung pada Barat.
Upaya ini adalah antisipasi kejadian di masa mendatang, apakah itu serangan rudal yang ditudingkan ke Iran (yang di masa mendatang bisa membunuh para teknisi Rusia) atau krisis diplomatik seperti insiden Khashoggi.